Berita Ekonomi
Harga Cabai Masih Meroket, Wagub Steven Kandouw Sebut Pemerintah Upayakan Penetrasi Pasar
Steven Kandouw mengatakan, situasi ini diakui tidak hanya terjadi di Sulut tapi menjadi personal nasional.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Harga cabai masih 'meroket' jelang Bulan Suci Ramadan.
Terlahir, harga cabai rawit berkisar di angka Rp 90.000 per kilogram (kg).
Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw mengatakan, situasi ini diakui tidak hanya terjadi di Sulut tapi menjadi personal nasional karena di beberapa daerah pun mengalami kenaikan harga.
"Yakinlah pemerintah akan melakukan elaborasi lebih lanjut, pak Gubernur bersama TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) akan menindaklanjuti," kata Wagub kepada tribunmanado.co.id, Jumat (9/4/2021).
Biasanya, strategi pemerintah melakukan penetrasi pasar jika harga cabai sudah melonjak terlalu tinggi.
Pemerintah memfasilitasi cabe dari luar daerah semisal dari Surabaya dikirim masuk ke pasar Sulut.
Persoalannya, diakui Wagub di daerah lain pun cabe harganya naik
"Kita lihat lagi persediaan cabai yang dibdawrqh yang pasokannya banyak," katanya
Harga cabe rawit di pasar tradisional masih tinggi di kisaran Rp90 ribu per kg
Menurut Kewes Badar, pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Amurang,
selang sebulan terakhir, harga cabe tak pernah turun kurang dari Rp80 ribu per kg.
"Sejak awal Februari lalu, harga cabai tak pernah turun kurang dari 80 ribu rupiah per kilogram.
Malah, harganya sempat mencapai 100 ribu rupiah per kilogram.
Sekarang kami jual dengan harga 90 ribu rupiah per kilogram," ungkap Kewes.
Tingginya harga penjualan di tingkat pedagang eceran, kata Kewes, disebabkan tingginya harga beli mereka dari pemasok.