Soeharto Hilang Aura Setelah Ibu Tien Wafat, Miliki 2.000 Pusaka, Dilindungi 200 Dukun Saat Berkuasa
Namun, langkah politik Soeharto, setelah kepergian ibu Tien Soeharto, sungguh di luar kendali
Proyek TMII atau Taman Mini Indonesia Indah , adalah proyek yang lahir dari pemerintahan Presiden Soeharto.
Ide tersebut digagas oleh Ibu Tien, alias istri Presiden Soeharto, melalui Yayasan Harapan Kita (YHK).
Karena proyek tersebut digagas oleh istri sendiri tampaknya Presiden Soeharto tak bisa menolaknya.
Namun, pada 1971, ketika menjelang TMII dibangun banyak aksi protes terjadi di mana-mana.
Banyak kritik dan perlawanan, demonstrasi digelar untuk menolak rencana pembangunan itu, karena dianggap menyedot banyak uang rakyat.
Namun, Soeharto pasang badan saat isu tersebut dikritik, bahkan beberapa ucapannya tercatat dalam buku Jejak Langkah Soeharto, oleh tim Dokumentasi Presiden RI.
"Saya akan menghantam siapa saja yang mencoba melanggar konstitusi, dan saya akan mendapat dukungan ABRI. Kalau ada seorang ahli hukum mengatakan Presiden tidak bisa menindak orang yang tidak mengerti dan tidak mau mengerti, maka Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret 1966) bisa saya gunakan sebagai alasan mengganggu ketertiban umum," ujarnya.
Soeharto sendiri juga menolak proyek tersebut, adalah proyek mercusuar yang menghisap uang rakyat, karena proyek ini akan didanai oleh dana-dana swasta.
Setelah sekian lama dibangun, belakangan TMII kembali menjadi perbicangan setelah digugatnya lima anak Soeharto dan peralihan hak pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
TMII merupakan sebuah proyek yang diinspirasi oleh Siti Hartinah alias Tien Soeharto, istri Presiden Soeharto.
Selama 44 tahun TMII dikelola oleh Yayasan Harapan Kita milik Keluarga Cendana.
Soeharto, Ibu Tien dan Mbak Tutut (istimewa)
Kini pemerintah lewat Kementerian Sekretariat Negara mengambil alih hak pengelolaan TMII dari Yayasan Harapan Kita setelah diterbitkannya Perpres Nomor 19 Tahun 2021.
Adapun TMII mulanya diinspirasi oleh Tien Soeharto. Kala itu Tien Soeharto tengah mengunjungi Disneyland di Amerika Serikat (AS) pada 1971.
Dilansir dari buku Dutch Culture Overseas: Praktik Kolonial di Hindia Belanda 1900-1942 (1995) yang ditulis Frances Gouda, ketika melihat Disneyland, Tien Soeharto lantas bermimpi bisa membangun taman bermain seperti Disneyland dengan menonjolkan spirit ke-Indonesiaan.