Soeharto Hilang Aura Setelah Ibu Tien Wafat, Miliki 2.000 Pusaka, Dilindungi 200 Dukun Saat Berkuasa
Namun, langkah politik Soeharto, setelah kepergian ibu Tien Soeharto, sungguh di luar kendali
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Soeharto memasang badan soal proyek TMII demi mewujudkan mimpi istri tercinta, ibu Tien Soeharto
Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ), akhirnya diambil alih pemerintah setelah 44 tahun berada dalam pengelolaan Yayasan Harapan Kita milik Keluarga Cendana
Di waktu yang sama, Perusahaan asal Singapura, Mitora Pte Ktd juga menggugat secara perdata lima anak Presiden Soeharto yang malah ingin menyita Museum Purna Bhakti Pertiwi dan Puri Jati Ayu di Taman Mini Indonesia Indah.
Keluarga Cendana harus bersiap melepas proyek kebanggan Siti Hartinah alias Tien Soeharto, istri Presiden Soeharto.
Pembangunan salah satu proyek mercusuar ini sendiri menunjukkan betapa Presiden Soeharto begitu mencintai istrinya.
Lihat saja bagaimana Soeharto menghadapi para penentang pembangunan TMII dengan keras, yang tak lain demi mewujudkan impian istri tercintanya.
Soeharto: Sosok Presiden ke-2 Indonesia yang Rajin Semedi di Puncak Gunung Lawu (DOK.HAI)
Presiden Soeharto sendiri dipercaya kehilangan auranya setelah sang istri wafat pada 28 April 1996.
Bahkan, saat tampil di muka umum, ia tampak renta, tanpa cahaya.
Sesekali, matanya terkadang menerawang. Ketiadaan pendamping, tempatnya berbagi, meronggakan kekosongan dalam hidupnya.
Kalangan spiritualis memprediksi, wahyu keprabon telah pergi darinya.
Sebab, sehari sebelum Ibu Tien Soeharto wafat, konon, masyarakat Surakarta melihat seberkas cahaya hijau berbentuk ular naga melesat terbang dari Keraton Mangkunegaran.
Tak masuk akal memang, menghubungkan hal itu dengan karier seorang presiden. Namun, langkah politik Soeharto, setelah kepergian istrinya, sungguh di luar kendali.
Cara melibas lawan politiknya terkesan vulgar dan transparan. Padahal, sebelumnya, Soeharto dikenal pandai mengendalikan diri. Senyumnya menyembunyikan isi hatinya.
Soeharto dan Ibu Tien (Google)