Pilwako Tomohon
Panaskan Pilwako Tomohon 2024, Golkar Minta Kader Rayu Rakyat, Liando: Perang Reputasi dan Prestasi
Kini Golkar akan kembali merebut kekuasaan di Tomohon. Golkar punya sejumlah nama yang dapat diandalkan.
Penulis: Hesly Marentek | Editor: maximus conterius
MANADO, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kontestasi Pemilihan Wali Kota Tomohon bakal kembali mulai menghangat.
Padahal, pasangan Caroll Senduk dan Wenny Lumentut baru saja dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon.
Hal ini karena sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, pasangan usungan PDI Perjuangan dan Partai Gerindra ini akan menjabat hanya kurang lebih tiga tahun atau hingga 2024.
Tak heran waktu yang singkat tersebut membuat partai-partai politik lainnya mulai mempersiapkan diri untuk merebut kekuasaan pada Pilkada 2024.
Partai Golkar, satu di antaranya.
Golkar harus melepaskan kekuasaan yang selama 15 tahun dikuasainya ke pelukan PDIP-Gerindra.
Pasangan Jilly Gabriella Eman-Virgie Baker harus mengakui kekuatan pasangan Caroll-Wenny.
Kini Golkar akan kembali merebut kekuasaan. Golkar Tomohon punya sejumlah nama yang dapat diandalkan.
Selain Jilly Eman, partai berlambang pohon beringin itu juga punya Jemmy Sundah, Ketua DPRD Tomohon saat ini, serta Miky JL Wenur, legislator mantan Ketua DPRD Tomohon yang saat ini memimpin DPD Partai Golkar Tomohon.
Selain itu, Golkar juga dapat mengorbitkan Shendy Rumajar, anak mantan Wali Kota Tomohon, Jefferson Rumajar.
Juru Bicara DPD I Golkar Sulut Feryando Lamaluta, Selasa (6/4/2021), mengatakan, Golkar sangat siap untuk mengusung paslon di Pilwako Tomohon 2024.
Apalagi di Tomohon terdapat sejumlah figur andalan.
"Sudah pasti kita akan kembali mengusung calon. Karena kan memang di Tomohon Golkar mempunyai kader potensial," ujar Lamaluta.
Ia mengatakan, Golkar masih menunggu keputusan untuk syarat pengusungan.
"Tergantung KPU apakah mau pakai hasil Pileg 2019 atau 2024," tambah Lamaluta.
Dia pun memastikan Golkar siap bertarung untuk kembali merebut kursi top eksekutif di Kota Sejuk.
"Tentu sudah harus siap dari sekarang. Tujuan partai politik yaitu untuk menang," kata dia.
Untuk itu, dia menyebut, kader partai harus merebut hati rakyat sejak sekarang.
"Merebut hati rakyat itu yang paling penting. Tugas para kader seperti itu. Begitu juga tugas Anggota DPRD untuk menjaga konstituennya," kata dia.
Selain pilwako, Golkar juga akan fokus mempersiapkan kader menghadapi arena pileg dan pilpres.
Di DPRD Tomohon, Golkar mempunyai 10 kursi, jumlah terbanyak di antara parpol lainnya.
Ferry Daud Liando, pengamat politik dari Unsrat, mengatakan, UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada melandasi pelaksanaan Pilkada 2024.
Pasal 201 ayat 8 UU tersebut menyebutkan, pemungutan suara serentak nasional dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan pada November 2024.
Sehingga kepala daerah yang terpilih pada Pilkada 9 Desember 2020 tidak akan menjabat sampai 5 tahun penuh sebagiamana satu periode normal.
Sementara itu, tahapan pilkada dilaksanakan menurut UU Pilkada bahwa 11 bulan sebelum coblosan atau mulai Oktober 2023.
Dengan demikian waktu bagi kepala daerah yang terpilih pada Pilkada 2020 sangatlah singkat.
“Butuh strategi bagi mereka untuk mewujudkan semua janji-janji kamapanye mereka,” kata Ferry.
Ia memperkirakan pada tahun 2022 akhir kemungkinan sudah akan muncul kandidat baru, mengingat tahun 2023 tahapan pilkada sudah akan dimulai.
“Jika para kepala daerah tidak mampu memenuhi semua janji-janji politik maka kemungkinan besar popularitas mereka akan tersaingi dengan kandidat lain,” tekannya.
“Untuk itu, baik petahana ataupun penantang wajib merebut hati rakyat dengan reputasi dan prestasi,” jelas Ferry.
“Serta buat dedikasi sebanyak-banyaknya biar dari sana figur itu akan dikenal publik,” lanjut dia.
Dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeristas Sam Ratulangi Manado ini mengatakan, menggunakan kekuatan uang untuk menyogok suara pemilih di beberapa tempat di Sulut tidak lagi mempan.
"Buktinya pada Pilkada 2020 lalu ada calon uang gemar bagi-bagi uang kemana ia pergi. Tapi faktanya ia tidak mendapat suara banyak dan terseok di urutan ketiga,” kata dia.
“Sehingga cara untuk merebut hati rakyat adalah dengan cara membuat prestasi sebanyak-banyaknya,” ujar Ferry.
Ia menjelaskan, membantu warga bukan untuk pembagian uang, tapi bagaimana memperjuangkan nasib mereka agar bisa bekerja dengan baik dan menyekolahkan anak-anak mereka dengan baik.
“Masyarakat tidak memiliki akses dengan pusat-pusat pelayanan publik. Sehingga mereka membutuhkan figur atau institusi seperti parpol untuk membantu kesuliatan mereka,” terang dia.
“Jika ada parpol dan figur mampu memiliki kontribusi seperti itu maka mereka akan mendapatkan keutungan popularitas ataupun keuntungan elektabilitas,” kata dia.
“Cara ini sangat normal, ketimbang memopulerkan diri dengan cara instan dan tidak bernilai,” simpulnya. (*)
Baca juga: Mahasiswi Cantik Arlita Egi Cortentie Sompotan Suka Spot Foto di Pantai Paal
Baca juga: Aprindo Sulut Sambut Baik Dua Opsi Pembayaran THR
Baca juga: Pilu Amalia Fujiawati, Dua Tahun Jadi Istri Siri Bambang Pamungkas, Dicerai Saat Hamil