Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penangkapan Teroris

Teroris Penjual Soto Ditangkap Densus 88 di Bantul, Ada Istri Tak Percaya Suaminya Terduga Teroris

Lurah Bangunharjo jelaskan penangkapan teroris oleh Densus 88 di Bantul, DIY. Terduga teroris tertutup dan jarang bersosialisasi dengan masyarakat.

Editor: Frandi Piring
via Tribratanews.polri.go.id
Ilustrasi - Penangkapan teroris oleh Densus 88 di Bantul, DIY. 

Hingga akhirnya, N pasrah kala rumahnya digeledah aparat terkait ZA yang disebut terduga teroris.

Bercerita lebih lanjut, N tampak yakin bahwa sang suami tidak terlibat dalam jaringan terorisme.

Sambil menggeleng-gelengkan kepala, N pun mengaku tahu betul bagaimana sosok sang suami.

"Saya enggak percaya. Karena saya melihat sendiri keseharian dia kayak apa.

Makanya begitu dibilang dia teroris, nyesek hati saya," kata N.

Pun ketika ZA disebut sebagai terduga teroris, N mengaku tak percaya.

"Saya enggak tahu sama sekali. Enggak mungkin. Dia gimana di rumah, saya tahu sendiri.

Enggak mungkin istrinya enggak tahu. Dia enggak pernah banyak cerita,

enggak pernah dia ngajak 'ke sini yuk bun, ke pengajian', enggak pernah. Makanya saya kaget. Ya Allah kok gini," jelas N.

Diwartakan sebelumnya oleh TribunnewsBogor.com, Densus 88 mengamankan terduga teroris berinisial ZA (37) di Bekasi.

Selain menyimpan lima bom aktif, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Bekasi pada Senin (29/3/2021)

kemarin berinisial ZA juga menyimpan 1,5 kilogram bahan baku bom berdaya ledak tinggi jenis Triacetone Triperoxide (TATP).

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan 1,5 Kg TATP

yang sudah diamankan tersebut siap dibuat dan dimasukan dalam bentuk bom.

Selain itu, kata Yusri, polisi juga mengamankan bahan-bahan baku lain untuk membuat TATP.

"Juga ada bahan baku lain yang siap untuk dibuat TATP. 1,5 kg TATP yang sudah siap dibuat,

dimasukkan dalam bentuk bom. Kemudian ada bahan-bahan baku lain yang akan dibuat untuk TATP-nya," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya pada Selasa (30/3/2021).

Yusri menjelaskan, untuk lima bom aktif yang ditemukan tersebut berbentuk botol berukuran 200 ml dengan pemicu berbentuk sumbu.

"Di kediaman ZA sendiri ada lima bom aktif, botol kecil sekitar 200 ml yang sudah dirakit,

bahan utama adalah TATP yang memang high explosive yang cukup besar yang siap diledakkan dengan pemicunya adalah sumbu.

Lima itu yang aktif," kata Yusri.

Polisi, kata Yusri, juga mengamankan dua kilogram lebih TATP yang siap dibuat bom

dan bahan baku pembuatan bom lainnya di rumah terduga teroris lain yang telah ditangkap yakni HH.

"Kemudian di Condet juga ditemukan dua kilogram lebih TATP yang sudah siap dibuat bom

dan bahan baku lain di kediaman HH," kata Yusri.

Yusri menjelaskan pada Senin (29/3/2021) kemarin polisi telah menangkap empat oramg terduga teroris di sejmlah wilayah.

Pertama ZA diamankan di daerah Cikarang, Cibarusa, Kabupaten Bekasi.

Kemudian HH ditangkap di showroom motor di kediamannya sendiri di wilayah Condet, Jaktim.

"Kemudian ada saudara AJ. Ini diamankan di daerah Cirendeu, Ciputat Timur, Tangsel.Lalu ada BS Diamankan di Mangga dua, Pademangan," kata Yusri.

Diberitakan sebelumnya Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran membeberkan soal penangkapan empat terdga teroris

di dua tempat berbeda, yakni di Kabupaten Bekasi dan di Condet, Jakarta Timur.

Keempat tersangka yakni ZA (37), BS (43), AJ (46), dan HH (56).

Fadil mengatakan keempat tersangka memiliki perannya masing-masing dan memiliki kode terkait apa yang mereka lakukan.

Salah satunya yang dijelaskan Fadil yakni istilah Takjil untuk kode terkait bahan peledak yang dibuat.

Adapun Fadil mengatakan ZA berperan sebagai pembeli bahan baku peledak, seperti aseton, HCL, termometer, dan aluminium powder.

"(ZA) memberitahukan kepada saudara BS cara pembuatan dan cara mencampurkan cairan2 yg telah disiapkan tersebut," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Senin (29/3/2021).

Kemudian, kata Fadil, BS selaku pembuat memberitahu kepada AJ.

"Menyampaikan kepada saudara AJ terkait dengan takjil. Mereka mengistilahkan dengan istilah takjil.

Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," lanjutnya.

Dari sana, Fadil mengatakan AJ membantu ZA untuk membuat bahan peledak tersebut bersama-sama dengan BS.

Ketiganya juga sempat mengikuti pertemuan dalam rangka persiapan-persiapan melakukan teror dengan menggunakan bahan peledak.

"Saudara HH yang keempat ditangkap di Condet. ini yang memiliki peran cukup penting di dalam kelompok ini.

Dia yang merencanakan, mengatur taktis, dan teknis pembuatan bersama dengan saudara ZA," kata Fadil.

HH, kata Fadil, juga hadir dalam beberapa pertemuan-pertemuan

untuk mempersiapkan kegiatan diduga teror dan membiayai serta mengirimkan video

tentang teknis pembuatan kepada tiga tersangka lainnya.

"Kepada para tersangka dapat dipersangkakan pasal 15 jo pasal 7 dan atau pasal 9 UU nomor 5 tahun 2018

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman pidana minimal 15 tahun penjara," pungkas Fadil.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Penjelasan Lurah Bangunharjo Bantul Terkait Penangkapan Terduga Teroris oleh Tim Densus 88 Polri,

https://jogja.tribunnews.com/2021/04/02/penjelasan-lurah-bangunharjo-bantul-terkait-penangkapan-terduga-teroris-oleh-tim-densus-88-polri.

Berita Terkait Penangkapan Teroris

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved