Bigman Sirait
Kisah Bigman Sirait, Pendeta Gereja Reformasi Indonesia, Tekun Jaga Keselarasan Kata & Perbuatan
Pendeta Bigman Sirait adalah seorang pendeta dan gembala sidang Gereja Reformasi Indonesia.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa yang tak kenal dengan Bigman Sirait.
Dia adalah seorang pendeta dan gembala sidang Gereja Reformasi Indonesia.
Baginya menjadi pendeta tidak hanya dituntut pandai berkhotbah.
Tetapi juga tekun menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan.
Panggilan pelayanannya pun sederhana yakni di jalur pengajaran dan pendidikan Kristen dengan mengisi apa yang kosong, melengkapi yang kurang dan membangunkan yang jatuh, hingga titik darah penghabisan.
Dilansir dari blog pribadinya, Pendeta Bigman Sirait mengalami pertobatan dan mengikuti sepenuh Tuhan Yesus pada bulan Juli 1981.

Ia mulanya hidup dalam kegelapan dosa, mulai dari perkelahian hingga berbagai tindakan tak terpuji lainnya.
"Puji Tuhan, karena kemurahan-Nya, Tuhan menjamah dan mengubah hidup saya yang dulu gelap," ujarnya
Di tahun yang sama, Tuhan menempatkannya melayani di lingkungan dunia anak-anak yang tidak pernah dia sukai.
Pasalnya ketika masih anak-anak, ia sering dikasari oleh yang lebih tua.
"Melayani di sekolah minggu sungguh sebuah realita yang tak pernah terbayangkan. Aneh tapi nyata, mungkin itu judul yang pas atas pengalaman ini," jelasnya
Terus melayani di sekolah minggu, diberbagai kela kecil, besar, tunas, tahun 1984 Tuhan mempercayakannya untuk melayani remaja, dan kemudian pemuda.
Terus melayani di komisi remaja, pemuda, dari berbagai gereja. Lalu dari kampus ke kampus, hingga akhirnya dari kantor ke kantor, dalam persekutuan karyawan.
Melayani di berbagai retret, seminar, hingga KKR.
"Tuhan bawa saya melayani diberbagai bidang dan lokasi diseantero Jabodetabek, juga Medan. Pelayanan yang telah Tuhan percayakan telah mengubah dan menumbuh kembangkan pemahaman dan tekad pelayanan saya," ungkap syukurnya.