Gilbert Lumoindong
Kisah Gilbert Lumoindong, Pendeta yang Alami Penyakit Saraf Otak Saat Kecil, Dekat dengan John Kei
Gilbert mengidap suatu penyakit syaraf otak hingga dokter memvonisnya kalau kemampuan otaknya secara berangsur-angsur menurun.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Dalam kegelapan saya mencari terang, namun iblis ternyata selalu berusaha menjatuhkan tanpa saya melakukan sesuatu apapun. Seperti orang menilai saya tanpa mengetahui pribadi saya.
saya tidak pernah mau untuk menyerah pada keadaan, bahkan kondisi apapun. saya selalu optimis kepada impian di dalam kehidupan saya. walaupun seribu kali saya jatuh tersungkur, saya akan tetap bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
SAya percaya Tuhan, seluruh hodup saya adalah tanganMU yang akan selalu memegang erat tangan saya.
Saya akan tetap menjadi pribadi yang penuh dengan kejujuran.
Kejujuran ini yang selalu saya tanamkan dalam lingkungan dan kehidupan saya
Saya teringat Lukas 16 ayat 1-13. Renungan dari ayat di atas, Firman Allah menginginkan orang yang memiliki pribadi dan sifat yang jujur. Oleh karena itu sebaiknya menghindari kebohongan yang merupakan sifat dosa menurut firman Tuhan. Selalu berbuat baik seturut kehendak Allah melalui kejujuran yang dilakukan, maka Allah kan memperhitungkan .
Lain halnya jika kita tidak jujur, maka Allah tidak akan berkenan, dan Allah akan memberikan hukuman bagi mereka yang berlaku bohong.
Penting sekali jika hidup kita senantiasa hidup kita dipenuhi buah-buah roh kudus, karena berakar dari kehidupan yang baik serta roh yang penurut.
Tentunya ini merupakan salah satu cara menjadi pribadi menurut orang percaya, yang mendatangkan sukacita bagi Allah melalui setiap pribadi yang mau berlaku jujur.
Seperti halnya emas diproses hingga menjadi emas murni
Bagi saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu, dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang.
Jalan kehidupan saya untuk menanamkan hal-hal yang baik. SAya selalu berpegang teguh pada firman Tuhan yang menyelamatkan saya.
hari-hari yang tidak mudah bagi saya dan saya terus berusaha menjadi kehidupan yang normal, sesuai dengan kehendak Tuhan.
Walaupun saya sadar waktu Tuhan itu tiba, saya bukan siapa-siapa. Saya selalu penuh dengan sukacita meskipun kehidupan saya ada di titik terendah sekalipun.
Saya tetap semangat untuk tetap menjadi manusia baru, walaupun mengikut Kristus tidaklah mudah, namun saya tetap beriman, Tuhan mempunyai rancangan yang indah bagi saya dan keluarga, dan saya percaya semua akan indah pada waktunya.