Gilbert Lumoindong
Kisah Gilbert Lumoindong, Pendeta yang Alami Penyakit Saraf Otak Saat Kecil, Dekat dengan John Kei
Gilbert mengidap suatu penyakit syaraf otak hingga dokter memvonisnya kalau kemampuan otaknya secara berangsur-angsur menurun.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Namun pada tahun 2019, publik sempat dihebohkan suatu berita HOAX bahwa Rizieq Shihab sudah memualafkan Gilbert Lumoindong dengan menggunakan foto tersebut.
Berita ini sudah dikonfirmasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sebagai berita bohong.
Saat ini ia masih aktif sebagai pengkhotbah baik di stasiun TV maupun radio dan memimpin sekitar 18.000 jemaat yang tergabung dalam GBI Glow Fellowship Centre.
Bacakan Surat John Kei
Surat John Kei kali ini ia tujukan kepada Pendeta Gilbert Lumoindong.
Isi surat itu sangat religius dan menunjukkan bahwa John Kei benar-benar bertobat.
Pendeta Gilbert Lumoindong kemudian membacakan surat itu atas ijin dari John Kei dan keluarganya.
Ia membacakannya dalam sebuah video di akun youtube Gilbert Lumoindong berjudul SEPUCUK SURAT JOHN KEI DARI DALAM PENJARA.

Inilah isi surat John Kei yang dibacakan pendeta Gilbert Lumoindong :
Segala Perkara Dapat Kutanggung di Dalam Dia yang Memberikan Kekuatan Kepadaku (Filipi 4:13)
Tuhan Yesus sungguh baik dan teramat baik, saya akan bertahan dan tetap berdiri di tengah badai, karena Yesus selalu menopang saya dengan kekuatan yang Tuhan berikan kepada saya.
Kembali rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa, atas tuntunan, penyertaan, dan lindungan bagi saya, keluarga, dan adik-adik saya, dan bahkan sebagai orang percaya, saya sampai saat ini masih setia dalam lindungan Tuhan, sampai saat ini masih dalam keadaan sehat, dan dalam kesempatan yang luar biasa yang Tuhan berikan, saya tidak memiliki kehebatan apa-apa, Tuhanlah yang setia menolong dan menghibur saya.
Dengan surat ini, saya, John Refra, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan John Kei, pada kesempatan ini ingin berbagi cerita apa yang ada dalam kehidupan saya, yaitu sebuah kejujuran.
Saya adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapapun, saya tidak pernah mau membenci untuk siapapun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan dengan siapapun.
Memang tidak bisa saya pungkiri kehidupan saya selama ini penuh dengan pencobaan, berjalan dalam kegelapan, dan bahkan seringkali kehidupan saya dimenangkan oleh iblis.