Gantung Diri
ASN Minsel Ditemukan Tewas Tergantung dengan Seragam, Terungkap Alasan Orang Ingin Bunuh Diri
Peristiwa bunuh diri yang diduga dilakukan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Minahasa Selatan Ruddy Tumiwa.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
3. Anoreksia nervosa
Penderita anoreksia nervosa selalu merasa dirinya gemuk sehingga melakukan berbagai upaya untuk menurunkan berat badan, termasuk konsumsi obat-obatan secara berlebihan hingga berisiko mengalami overdosis.
Angka kematian karena bunuh diri cukup tinggi pada pada penderita gangguan makan ini, terutama pada remaja wanita.
4. Borderline personality disorder (BPD)
Penderita borderline personality disorder (BPD) memiliki emosi yang tidak stabil dan terkadang sulit bersosialisasi. Penderita gangguan ini umumnya memiliki riwayat pelecehan seksual pada masa kecilnya dan memiliki risiko lebih tinggi untuk bunuh diri.
5. Skizofrenia
Ciri orang dengan skizofrenia adalah sering berhalusinasi, paranoid atau sulit percaya dengan orang lain, berperilaku aneh, dan memiliki paham atau percaya pada hal-hal yang belum tentu nyata.
Diperkirakan sekitar 5% penderita gangguan kejiwaan ini mengakhiri nyawanya dengan cara bunuh diri.
6. Gangguan adiksi
Gangguan adiksi adalah gangguan perilaku yang membuat seseorang menjadi sangat ketergantungan atau kecanduan dengan hal tertentu, seperti rokok, minuman beralkohol, atau narkoba.
Selain itu, gangguan adiksi juga bisa berupa kecanduan terhadap aktivitas tertentu, seperti kecanduan belanja, bermain game, seks, atau berjudi. Orang yang mengalami gangguan adiksi diketahui memiliki risiko lebih tinggi untuk bunuh diri.
Berkaitan dengan Kondisi Otak
Ada beragam alasan yang melatarbelakangi keputusan bunuh diri seseorang.
Namun tahukah kamu, ternyata keputusan untuk mengakhiri hidup berkaitan dengan kondisi otak.
Manusia disebut memiliki dua jaringan otak yang bisa memicu dan meningkatkan keinginan untuk bunuh diri.