Info Kesehatan
Apa Itu Sindrom Piriformis? Bagaimana Gejalanya dan Apa Bahayanya, Simak Penjelasannya Berikut Ini
Rasa nyeri yang dirasakan terasa hingga kaki, bahkan Nisa kadang merasa kakinya pegal walau tidak melakukan aktivitas apapun.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Media sosial saat ini ramai memperbincangkan video yang memperlihatkan pengalaman seorang gadis yang mengidap sindrom piriformis.
Video yang diunggah oleh akun TikTok @nisaaod tersebut telah ditonton sebayak 829,2 ribu kali dan disukai oleh 111,3 ribu pengguna TikTok.
Dalam video pengunggah pun menuliskan sebuah caption.
"Tiap hari duduk lebih dari 15 jam. Tidur terlama cuma 5 jam. Duduk dari pagi sampai pagi lagi. Tidak pernah olahraga. And Surprise, Piriformis Syndrom."
"Wajib renang seminggu sekali. Harus terapi tiap minggu. Intinya yang berlebihan tidak bagus gais," tulisnya.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, pengunggah bernama Waode Nur Anisa mengatakan, mengidap sindrom piriformis sejak bulan Juni 2020 lalu.
"Awalnya bulan Juni itu sakitnya masih dikit banget, sakitnya itu datangnya cuma dua kali sebulan kurang lebih. Tapi lama kelamaan sekitar bulan Agustus-November gitu makin terasa."
"Hampir tiap hari kalau saya kuliah dan kerjain tugas sambil duduk gitu mulai terasa sakitnya. Kalau lama duduk akhirnya kadang saya belajarnya diselingin gitu kadang sambil baring kalau udah kelamaan duduk," kata Nisa kepada Tribunnews.com, Sabtu (13/3/2021).
Rasa nyeri yang dirasakan terasa hingga kaki, bahkan Nisa kadang merasa kakinya pegal walau tidak melakukan aktivitas apapun.
Ketika berdiri terlalu lama, Nisa juga merasakan rasa sakit di bagian lutut hingga telapak kaki.
• AHY Bertemu JK, Minta Saran Soal Partai Demokrat, Singgung Soal Regenerasi dan Bersabar
Lantas Apa Itu Sindrom Piriformis?
Dilansir Harvard Health Publishing, sindrom piriformis adalah kondisi nyeri yang berkembang karena iritasi atau kompresi saraf skiatik di dekat otot piriformis.
Otot piriformis menghubungkan tulang belakang paling bawah dengan bagian atas tungkai.
Bukaan di tulang panggul itulah yang memungkinkan saraf skiatik berjalan menuju ke kaki.
Otot dan saraf berdekatan dan kedekatan inilah yang menyebabkan masalah bisa berkembang.
Kondisi ini relatif umum, perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 5 persen kasus linu panggul disebabkan oleh sindrom piriformis.
Sindrom Piriformis ini juga lebih umum di antara wanita meskipun alasannya tidak diketahui.
Gejala dan Tanda
Pasien dengan sindrom piriformis biasanya mengeluhkan linu panggul.
Linu panggul yaitu nyeri tajam, parah, menjalar dari punggung bawah atau pantat ke belakang kaki dan ke paha, betis, dan kaki.
Gejala mungkin tampak karena radang kandung lendir pinggul atau herniasi disk.
Tetapi pemeriksaan dokter membantu memilah penyebab sebenarnya karena dengan sindrom piriformis orang tersebut juga memiliki di antaranya:
- Kesulitan duduk atau meletakkan beban di salah satu sisi pantat.
- Kejang otot-otot piriformis.
- Nyeri pada otot piriformis selama pemeriksaan rektal.
- Nyeri tipe linu panggul saat pinggul digerakkan dan diputar ke luar melawan resistensi.
Penyebab sindrom piriformis yang diketahui meliputi:
- Cedera
- Perkembangan atau lokasi yang tidak normal dari otot piriformis atau saraf skiatik.
- Keselarasan tulang belakang yang tidak normal (seperti skoliosis).
- Perbedaan panjang kaki (bila kedua kaki memiliki panjang yang
berbeda).
- Duduk lama, apalagi jika membawa dompet tebal di saku tepat di belakang otot piriformis.
- Operasi pinggul sebelumnya.
- Olahraga berat yang tidak biasa.
- Masalah kaki, termasuk neuroma Morton.
Dalam banyak kasus, penyebabnya tidak dapat diidentifikasi.
Diagnosa
Tidak ada tes darah, biopsi, atau tes pencitraan khusus untuk memastikan diagnosis.
Untuk alasan ini, sulit untuk mengetahui dengan pasti bahwa seseorang mengidap kondisi tersebut dan ada beberapa kontroversi tentang seberapa umum kondisi tersebut.
Terutama benar karena penyakit tulang belakang dan diskus dapat menyebabkan gejala yang serupa dan sindrom piriformis dapat muncul bersamaan dengan kondisi lain seperti bursitis pinggul.
• AKP R Pakaya Pimpin Polsek Tabukan Selatan, Iptu Dicky Onthoni di Polsek Tabukan Utara
Pencegahan
Tidak ada cara yang dapat diandalkan untuk mencegah sindrom piriformis.
Untuk orang-orang yang memiliki masalah ini atau masalah punggung lainnya, rekomendasinya yaitu:
- Latihan dan peregangan di rumah,
- Pengangkatan tumit (jika panjang kaki berbeda),
- Tidak membawa dompet di saku belakang,
- Menghindari duduk lama,
- Mendapatkan perawatan untuk kondisi lain yang berkontribusi (seperti artritis tulang belakang atau masalah kaki).
Pengobatan
Untuk sementara obat-obatan, seperti pereda nyeri, pelemas otot, dan obat anti-inflamasi mungkin direkomendasikan.
Pengobatan andalan untuk sindrom piriformis adalah terapi fisik, olahraga, dan peregangan.
Perawatan khusus mungkin termasuk:
- Penyesuaian gaya berjalan
- Peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka
- Peregangan untuk meredakan otot piriformis yang tegang dan di sekitar pinggul
- Penguatan pinggul penculik (otot yang menggerakkan pinggul keluar dari tubuh)
- Penerapan panas
- Akupunktur
Jika tindakan ini tidak efektif, perawatan yang lebih invasif dapat dipertimbangkan.
Seperti suntikan anestesi lokal (mirip dengan Novocain), toksin botulinum, dan / atau agen kortikosteroid.
Suntikan ini biasanya dipandu oleh ultrasound, x-ray, atau elektromiogram (yang mendeteksi aktivitas otot dan saraf) untuk memastikan jarum masuk tempat yang tepat.
Selain itu dapat juga dilakukan pembedahan.
Meskipun merupakan pilihan terakhir, pengangkatan sebagian otot piriformis atau tendonnya telah dilaporkan dapat meredakan kasus yang sulit disembuhkan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral di TikTok, Apa Itu Sindrom Piriformis dan Bagaimana Gejalanya? Simak Penjelasannya Berikut Ini