Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Aliran Hakekok di Pandeglang

Mandi Bersama Ajaran Balatasuta, Tujuannya Hapus Dosa dan Kaya, Bilang ke MUI Tobat

Heboh terkait aliran Hakekok yang menjadi perbincangan dan dirilis berbagai media, karena dinilai janggal dan melanggar norma

Editor: Aswin_Lumintang
Tribunnews
Bupati Pandeglang Irna 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Heboh terkait aliran Hakekok yang menjadi perbincangan dan dirilis berbagai media, karena dinilai janggal dan melanggar norma kesusilaan.

Menariknya, aliran ini ternyata sudah lama ada dan pengikutnya terus berkembang. Namun, kembali menghangat setelah pengikut mereka mandi dan telanjang beramai-ramai laki-laki dan perempuan.

Prilaku yang tidak biasa ini yang meresahkan warga Padeglang dan menjadi ramai dalam pemberitaan.

Ritual Aliran Sesat diduga terjadi di Pandeglang, Banten. Pria dan wanita tampak mandi bersama.
Ritual Aliran Sesat diduga terjadi di Pandeglang, Banten. Pria dan wanita tampak mandi bersama. (via Tribun Timur)

Ketua MUI Padeglang telah menemui pimpinan dan pengikut aliran Hakekok.

Dalam pertemuan itu, pimpinan Hakekok mengaku salah dan ingin bertobat.

Ia juga meminta maaf kepada semua masyarakat.

Terkuak Modus Aksi Mandi Bersama 16 Orang di Pandeglang, Ini Sosok Pemimpinannya

Para pejabat dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Pandeglang melakukan pertemuan di Kejaksaan Negeri Pandeglang Jumat (12/3/2021), setelah terungkapnya aliran Hakekok yang mengajarkan ritual mandi bareng untuk menghapus dosa di wilayahnya.

Ketua MUI Pandeglang, Hamdi Ma'ani yang hadir di dalam pertemuan dengan pihak forkopimda mengatakan ajaran maupun ritual yang dilakukan kelompok aliran Hakekok itu tidak dapat dibenarkan secara syariat Islam.

Ia mengungkapkan, sebenarnya kelompok Hakekok yang berada di Desa Karangbolong itu sudah pernah dilakukan pembinaan oleh MUI Pandeglang.

Namun, ternyata sekelompok warga tersebut masih menjalankan alirannya.

Hamdi mengaku sudah bertemu dengan pimpinan dan pengikut aliran Hakekok yang saat ini ditangani Polres Pandeglang.

Dalam pertemuan itu, pimpinan Hakekok, Arya (52) mengakui kesalahannya.

Arya menceritakan ke Hamdi, ritual mandi bareng oleh dirinya dan belasan pengikut Hakekok di sebuah tempat penampungan air area kebun sawit milik PT Gal, Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, beberapa hari kemarin, dalam rangka mengamalkan ajaran Balatasuta.

Ritual itu untuk menghapus dosa sekaligus memperkaya diri bagi yang menjalankannya.

"Akhirnya setelah melakukan Rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri, bebersih dan bubar," kata Hamdi di Kejari Pandeglang, Jumat (12/3/2021).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved