Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kudeta Myanmar

70 Orang Tewas Bentrok Kudeta Junta Myanmar, Ternyata Ada Taktik Mematikan Militer Bungkam Massa

Telah ada 70 orang korban tewas di Myanmar dalam rangkaian unjuk rasa menentang kudeta militer yang terjadi 1 Februari lalu.

Editor: Frandi Piring
ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/WSJ/djo(ANTARA/REUTERS/STRINGER
Warga mengikuti aksi protes menolak kudeta militer di Yangon, Myanmar, Selasa (2/3/2021). Korban tewas sudah 70 orang. 

Negara-negara besar di Dewan Keamanan PBB kini juga berseberangan terkait sikap kepada Myanmar.

AS telah memberlakukan sanksi sepihak terhadap Myanmar.

Sementara China dan Rusia tidak mengikutinya dengan alasan bahwa kudeta tersebut merupakan bagian dari urusan dalam negeri Myanmar.

Pada hari Rabu (10/3), Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan yang mengutuk penggunaan kekerasan oleh militer dalam menindak pengunjuk rasa.

Mereka mendesak militer untuk sepenuhnya menahan diri.

Dewan Keamanan PBB memberi dukungan kepada Myanmar untuk transisi menuju sistem demokrasi

dan menekankan perlunya menghormati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental serta menegakkan supremasi hukum.

Taktik Mematikan Militer Myanmar Bungkam Pengunjuk Rasa

Militer Myanmar menggunakan taktik mematikan untuk melakukan "pembunuhan besar-besaran" terhadap pengunjuk rasa damai yang menentang kudeta 1 Februari,

kata Amnesty International pada hari Kamis setelah menganalisis bukti video dan foto dari protes massal beberapa minggu terakhir.

Pendukung <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/militer' title='militer'>militer</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/myanmar' title='Myanmar'>Myanmar</a> melempar proyektil ke pedemo anti-kudeta di Yangon, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/myanmar' title='Myanmar'>Myanmar</a>, pada Kamis (25/2/2021), dalam demo menentang kudeta.

(Foto: Pendukung militer Myanmar melempar proyektil ke pedemo anti-kudeta di Yangon, Myanmar, pada Kamis (25/2/2021), dalam demo menentang kudeta. (AFP PHOTO/SAI AUNG MAIN)

Ada sebanyak 55 Klip video menunjukkan bukti visual dari "pembunuhan sistematis dan terencana", kata Amnesty dalam sebuah laporan pada hari Kamis,

saat meminta Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan kekerasan.

“Taktik militer Myanmar ini jauh dari baru, tetapi pembunuhan mereka belum pernah disiarkan langsung ke dunia untuk melihatnya,” kata Joanne Mariner, direktur Respon Krisis di Amnesty International.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved