Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Saat Pandemi Covid-19 Pedagang Pasar Amurang Sulit Cari Omzet Rp 200 per Hari

Serangan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) memukul daya jual pedagang di Pasar Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel)

Penulis: Rul Mantik | Editor: David_Kusuma
Rul Mantik
Husen Adam, dengan setia menjaga dagangannya di Pasar Amurang, meskipun sedikit konsumen yang singgah karena masih masa pandemi Covid-19. 

Laporan Kontributor Tribunmanado.co.id, Rul Mantik

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Serangan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) memukul daya jual pedagang di Pasar Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).

Tak ayal pundi-pundi pendapatan penjual bahan kebutuhan pokok pun mengempis.

Beruntung, mereka masih bisa mengais sedikit rezeki untuk makan.

Baca juga: Ini Harapan Gadis Cantik Asal Manado Dinda Anang untuk Kapolda Sulut Baru

Baca juga: Usai Divaksin, Polisi Simak Penjelasan Penyuluh Perempuan Tentang Antibodi

Baca juga: Kolonel Pnb Satriyo Utomo Gantikan Abram Tumanduk, Jabat Komandan Lanud Sam Ratulangi Manado

Diakui Husen Adam, pedagang Pasar Amurang, selama setahun lebih pendapatan mereka turun jauh.

Paling banyak omset per hari hanya Rp200 ribu.

"Selama masa virus corona, pendapatan kami turun jauh.

Tiap hari omset saya sudah bagus kalau sampai 200 ribu rupiah. Itupun sangat sulit dicapai," aku Husen Adam, saat diwawancarai, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: Lindungi Petani dan Nelayan dengan Jamsostek, Pemkab Bolsel Alokasikan Rp 1,1 Miliar

Baca juga: PPKM Manado Dilonggarkan, Tempat Usaha Buka Hingga Pukul 10 Malam

Baca juga: Peringatan Dini Rabu 10 Maret 2021, BMKG: 25 Wilayah Berikut Waspada Cuaca Ekstrem

Padahal, sebelum pandemi Covid-19, omset penjualannya mencapai Rp700 ribu per hari.

"Biasanya hasil penjualan per hari mencapai 700 ribu rupiah. Bahkan, kalau hari raya bisa lebih," imbuh Husen.

Dari omset hanya Rp 200 ribu, kata dia, sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Sebab, jika omset hanya Rp 200 ribu, keuntungannya hanya sekira Rp 40 ribu.

Baca juga: Demi Melindungi Demonstran Myanmar, Suster Ann Seorang Biarawati Rela Berlutut di Depan Aparat

Baca juga: PPKM Manado Dilonggarkan, Tempat Usaha Buka Hingga Pukul 10 Malam

Baca juga: Lowongan Kerja di Jepang, Segera Lihat Caranya dan Cek Syarat, gaji Hingga Rp.26 Juta

"Kan bahan yang kami jual dibeli dari pedagang lain. Keuntungan kami hanya sekira 20 persen.

Jadi, kalau omset hanya 20 ribu, berarti keuntungan kami hanya 40 ribu.

Uang sebesar itu tidak akan cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga kami," terangnya.

Dia berharap pandemi Covid-19 segera berlalu, agar ekonomi di wilayah dia berdagang bisa bangkit lagi.

Baca juga: Gantikan Imanuel Richendery, Fien Ering Resmi Jabat Kepala Kejari Tomohon

Baca juga: Ingat Tantowi Yahya, Dubes RI untuk Selandia Baru & Negara Pasifik? Kini Ubah Stigma Demi Indonesia

Baca juga: Wali Kota Solo Gibran, Tak Mau Ambil Pusing Soal Hubungan Adiknya Kaesang & Felicia Tissue

"Mudah-mudahan Covid-19 segera berakhir. Saya yakin jika Corona sudah diatasi, hasil dagang kami bisa meningkat," harapnya.

Sehari-hari, Husen berjualan di depan Telkom, Pasar Amurang. Bahan yang dia jual di antaranya labu, sayur kangkung, mentimun, rempah-rempah, beras dan ubi jalar.

Pengakuan Husen, dibenarkan Lurah Uwuran Satu, Anjas Wenas. Menurut Anjas, kawasan Pasar Amurang memang lagi sepi.

"Sudah setahun lebih pasar Amurang sepi. Pandemi Covid-19 memang memukul daya beli konsumen," aku Anjas.

Padahal, kata dia, sebelum pandemi Covid-19, Pasar Amurang sangat ramai.

Baca juga: Lindungi Petani dan Nelayan dengan Jamsostek, Pemkab Bolsel Alokasikan Rp 1,1 Miliar

Baca juga: CARA CEK Lolos Atau Tidak Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 13

"Di Minsel, Pasar inilah yang paling besar dan paling ramai. Pendapatan pedagang banyak, PAD-nya juga banyak," ujarnya.

Tak heran, katanya, setiap tahun jumlah pedagang pasar terus bertambah.

"Kami bahkan kewalahan mengatur pedagang yang masuk untuk berdagang. Sebab, ada pedagang yang sudah masuk berdagang di luar pasar," ungkapnya.

Anjas Wenas adalah Lurah di kawasan Pasar Amurang. Dia sering membantu Perusahaan Daerah dalam mengawasi para pedagang.

Pasalnya, Pasar Amurang berada di wilayah Pemerintahan Kelurahan Uwuran Satu.(rul)

Baca juga: Pengamat Politik: Ketidakpuasan SAS Jadi Alasan Dirinya Berpaling ke PDIP

Baca juga: Serahkan LKPD 2020 kepada BPK, Bupati Yasti Mokoagow Harap Bolmong Raih WTP Perdana

Baca juga: Yasti-Tatong-Evangelin Boyong SAS Naik Alphard, Mantan Wakil Wali Kota ini Acungkan Lambang Metal

YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved