Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Teknologi Membuat Keberadaan Tuhan, Tidak Lagi Menarik Diperbincangkan
Manusia seolah mempunyai kuasa mutlak untuk mengadakan kehidupan atau meniadakannya.
Manusia berbangga dengan hasil jerih lelah dan temuanya.
Bumi dibedah sehingga dipahami isinya, dalamnya laut dijelajahi untuk menambah pengetahuan, ekspedisi luar angkasa dipersiapkan puluhan tahun untuk menemukan lebih banyak pengetahuan dari bintang berkelip yang hanya terlihat di malam hari.
Penguasaan segala hal, pengetahuan yang semakin banyak, menggoda banyak orang untuk mulai berpaling dari Tuhan, Sang Sumber kehidupan.
Tidak bisa dihindari, kemajuan teknologi telah membuat keberadaan Tuhan tidak lagi menarik untuk diperbincangkan.
Segala hal seolah dapat dipahami dengan metodologi penelitian dan dipecahkan dalam kalkulasi hitungan angka.
Jika harus memilih, matematika dan kimia yang tersulit terasa lebih menarik jika dibandingkan dengan tindakan 'masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi'.
Ketika segala cara gagal ditempuh, tubuh tidak berdaya karena semakin rapuh oleh waktu, penderitaan tidak terjelaskan hadir bertubi-tubi, seseorang baru berteriak, 'Tuhan, Tuhan... '. Padahal teriakan itu mungkin pernah dianggap sebagai sebuah kebodohan dan diabaikan ketika berada pada masa jaya.

Pemazmur memberikan pelajaran penting bagi kita pada masa kini.
Dia memberikan peringatan dengan mengingatkan kita, siapa sebenarnya yang menciptakan alam semesta ini.
Dia mengajak kita untuk bersikap kritis dengan mempertanyakan: siapa yang membentangkan langit seperti tenda, yang menjadikan awan-awan sebagai kendaraan, yang bergerak di atas sayap angin, yang membuat angin sebagai suruhan dan api yang menyala sebagai pelayan, yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya?
Jawabannya hanya satu, Dia adalah Tuhan. Manusia mengagumi ciptaannya sendiri, sementara yang menciptakan kehidupan sebenarnya adalah Tuhan.
Tanpa disadari, manusia mulai menggeser posisi, dengan menempatkan hasil pengetahuannya sebagai yang diper-Tuhan-kan dalam kehidupan. Bukankah ini sebuah tindakan yang bodoh?
Sehebat apapun kemampuan manusia, pemazmur mengajak manusia, dan kita hari ini, untuk kembali memposisikan Tuhan sebagai Yang Mahabesar.
Dia diatas segala-galanya, Penguasa mutlak atas kehidupan, Satu-satunya yang berkuasa, yang empunya alam semesta, pencipta langit dan bumi.
Pengembalian posisi ini akan membuat kita mawas diri dan mempergunakan pengetahuan dengan lebih bertanggungjawab.
