Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Akhirnya, Sulut Bisa Ekspor Langsung ke Singapura, Pengiriman Perdana 8 Maret 2021

Kabar gembira. Harapan Pemprov Sulut, instansi terkait, pelaku usaha untuk membuka pasar tujuan ekspor lebih besar terwujud di awal tahun 2021

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Fernando Lumowa
Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagtara, Cerah Bangun (kanan bawah) bersama peserta FGD Menembus Pasar Ekspor Singapura yang berlangsung via Zoom, Selasa (02/03/2021).    

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID -  Kabar gembira. Harapan Pemprov Sulut, instansi terkait, pelaku usaha untuk membuka pasar tujuan ekspor lebih besar terwujud di awal tahun 2021.

Setelah direct call atau ekspor langsung ke Jepang sejak September 2020 lalu, Sulut berhasil membuka pasar ekspor langsung baru, yakni ke Singapura.

Kepastian ekspor langsung ke Negeri Singa itu diungkapkan Kepala Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (BC Sulbagtara), Cerah Bangun.

"Harapan kita membuka direct call ke Singapura sudah bisa awal pekan depan.

Pengiriman perdana pada 8 Maret (2021)," ujar Cerah Bangun dalam FGD melalui Zoom Meeting 'Menembus Pasar Ekspor Singapura', Selasa (02/03/2021) sore.

Baca juga: Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow Kunjungi Boltim, Bahas Soal Sinergitas dan Jalan Ringroad

Baca juga: Wagub Steven Kandouw Serahkan SK CPNS dan PPPK Pemprov Sulut

Baca juga: Perbatasan Sulut-Gorontalo Diperketat, Warga Suhu di Atas 37 Derajat Ditahan di Posko Perbatasan

Cerah bilang, Singapura merupakan potensial bagi komoditas asal Sulut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Singapura menjadi negara tujuan ekspor terbesar produk non migas asal Sulut di Bulan Januari 2021.

"Produk perikanan paling dominan diekspor dari Sulut ke Singapura. Dengan terbukanya ekspor, membuka peluang peningkatan ekonomi bagi Sulut," katanya.

Baca juga: Kabar Duka Rina Gunawan Meninggal Dunia, Apakah Karena Diet Yang Ketat?

Baca juga: Buruknya Drainase Membuat Jalan di Depan SPBU Tikala Tergenang Air

Dia mengatakan, Bea Cukai yang selama ini menjadi 'trade facilator' berupaya agar ekspor langsung ke Singapura bisa terwujud.

Sebelumnya, hanya 43 persen dari total volume ekspor komoditas asal Sulut yang dikirim langsung ke pasar tujuan.

"Dengan terbukanya ekspor langsung ini, kami harap bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha, termasuk UMKM," ujar Cerah.

Kepala KPP BC Manado, M Anshar mengatakan, pasar Singapura sangat prospektif.

Baca juga: Perjuangan Berdarah-Darah Keluar dari Zona Merah, Vicky Lumentut Imbau Tetap Terapkan Prokes

Baca juga: Teddy Syach Ungkap Penyebab Rina Gunawan Meninggal, Viral Program Diet Rina Hingga Turun 30 Kg

Ia membeber alasan kenapa harus ekspor langsung ke Singapura.

Dari sisi pendapatan per kapita, Singapura merupakan yang tertinggi di ASEAN yakni 59,59 juta dollar AS per tahun (data 2019).

Selama ini, ekspor ke Singapura merupakan ekspor yang tertinggi selama lima tahun berturut-turut di ASEAN. Dimana pada tahun 2019 mencapai 12,9 miliar dollar AS.

"Sebelumnya pernah ada ekspor langsung ke Singapura melalui pesawat penumpang Silk Air sebelum pandemi Covid-19," jelasnya.

Baca juga: Perjuangan Berdarah-Darah Keluar dari Zona Merah, Vicky Lumentut Imbau Tetap Terapkan Prokes

Baca juga: Gibran Rakabuming Raka dan Rio Dondokambey Dilantik Mensos, Sebagai Pengurus Nasional Karang Taruna

Keberhasilan Direct Call Ekspor Manado Narita Jepang juga turut menjadi alasan munculnya direct call Singapura.

Dengan ekspor langsung, kata Anshar, ada banyak keuntungan yang akan diperoleh.

Di antararanya, menghemat waktu pengiriman. Jarak tempuh udara Manado hanya sekitar 3,5 jam. Sebelumnya, ekspor tidak langsung bisa memakan waktu 9-16 jam.

Manfaat lainnya ialah adanya kepastian slot pengiriman kargo dan biaya logistik yang lebih rendah.

Baca juga: Disdik Manado Belum Izinkan Belajar Luring

Baca juga: Masih Ingat Lea Elfara? Penyanyi Religi Ini Dituding Gelapkan Uang Rp 1 M, Dituntut Penjara 2 Tahun

"Dengan begitu, kualitas barang dan komoditas yang dikirim terjamin," jelasnya.

Sementara itu, Rumaksono, Atase Perdagangan RI di Singapura mengatakan, Singapura adalah pasar potensial.

"Jumlah penduduk Singapura 5,6 jutaan dan didominasi usia produktif. Penduduk Singapura menghabiskan rata-rata Rp 75 juta per bulan untuk belanja," katanya.

Peluang lainnya, kata Rumaksono, Singapura tidak membebankan bea masuk bagi komoditas impornya.

"Karena Singapura tidak punya sumber daya alam. Nah, faktor ini yang harus bisa dimanfaatkan Indonesia, termasuk Sulawesi Utara," katanya.(ndo)

Baca juga: Masyarakat Butuh Rapid Test Antigen, Dinkes Kotamobagu Maksimalkan Upaya Pengadaan

Baca juga: Manfaat Telur Ayam Kampung, Salah Satunya Bisa Mencegah Penyakit Kanker

Baca juga: Franky Donny Wongkar Tegaskan ASN Minsel Harus Disiplin Waktu

YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved