Berita Bolsel
Harga Cabai Meroket, Begini Penjelasan Disperindagkop Bolsel
Berdasarkan pantauan Tribun Manado di Pasar Soguo, belum lama ini, diketahui harga cabai di sana yakni Rp 80.000 Perkilogram.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID -- Harga cabai rawit di Kabupaten Bolsel meroket hingga nyaris menyentuh angka Rp 100.000 perkilogram.
Berdasarkan pantauan Tribun Manado di Pasar Soguo, belum lama ini, diketahui harga cabai di sana yakni Rp 80.000 Perkilogram.
Menurut Mariana salah satu warga di Desa Molibagu, harga cabai yang meroket ini sudah sejak pekan lalu.
"Sudah dua Minggu ini harga cabai di pasar sangatlah mahal," ucapnya ketika ditemui Tribun Manado, Senin (1/3/2021).
Ia menambahkan jika banyak masyarakat yang punya usaha rumah makan mengeluh.
"Ketika kami tanya ke pedagang mereka bilang, harga cabai memang mahal dan sedang sulit dicari," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan di Disperindagkop Bolsel Nabila Moha mengatakan jika penyebab kenaikan harga cabai dikarenakan stok yang kurang dari petani.
"Pedagang juga mengambil cabai dari tangan ketiga, jadi memang harganya jadi mahal," ujarnya.
Nabila menambahkan jika kenaikan harga cabai juga terjadi di seluruh daerah Indonesia.
Penyebab lainnya adalah sudah kian dekat dengan Bulan Suci Ramadhan.
"Biasanya sebelum puasa, memang harga cabai melonjak," ucapnya.
Ia menambahkan jika kenaikan cabai ini tak bisa disalahkan kepada siapapun.
Karena hanya ada dua sebab yang mengakibatkan harga cabai naik.
Yang pertama harga di pasaran lokal dan regional.
Khususnya harga di Manado dan Gorontalo naik, karena tingginya permintaan setelah ada kebijakan baru pemerintah ya itu membuka pembatasan umkm.
Artinya karna semua UMKM mulai bisa beroperasi, maka kebutuhan bahan pokok cabai mulai tinggi.
"Hal ini berakibat pada melonjaknya harga cabai," aku dia.
Yang kedua karena keadaan cuaca yang tidak menentu.
Mengakibatkan panen ditingkat petani tidak maksimal.
"Dampaknya hasil produksi dari petani tidak mampu melayani kebutuhan yang ada," ungkapnya.
Sejauh ini, Nabila membeberkan pihaknya mengambil langkah dengan menggelar operasi pasar.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi permainan harga oleh para tengkulak, yang mengakibatkan beban bagi daya beli masyarakat.
Atau dengan mengupayakan kiriman cabai dari daerah lain yang memiliki over stok.
Dengan harga yang masih murah untuk dikirim ke Bolsel.
"Tentu langkah ini sudah kami rencanakan dan akan kami konsultasikan dgn pimpinan dalam hal ini dinas terkait dan Bupati," tandasnya. (Nie)
• Januari 2021, Angka Penumpang di Bandara Sam Ratulangi Turun 63 Persen
• Apa Itu Ring 1? Lokasi yang Viral Dilewati Pengedara Motor Sport hingga Ditendang Paspampres
• Kisah Reinhard Bonnke, Penginjil Jerman Terpanggil Melayani di Afrika, 79 Juta Jiwa Diselamatkan