Gejolak di Partai Demokrat
Tri Yulianto: SBY Panik, Ingatkan Majelis Tinggi tak Punya Garis Komando di Partai, Bukti AHY Lemah
Banyak sinyalemen terkait kisruh di Partai Demokrat. Ada yang menyebut, karena ada campur tangan pihak luar yang ingin mengambilalih
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyesalkan adanya Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD).
SBY pun menyatakan sumpah setianya kepada partai berlambang bintang mercy tersebut.
Dia menegaskan akan menjadi benteng bagi Partai Demokrat.
"InsyaAllah, sepanjang hayat dikandung badan, saya akan tetap menjadi kader Partai Demokrat, dan akan menjadi benteng dan bhayangkara partai ini, menghadapi siapa pun yang akan mengganggu, merusak, merebut dan menghancurkan partai kita," ujar SBY, dalam video yang diterima Tribunnews.com, Rabu (24/2/2021).
Baca juga: Pangdam Jaya Minta Kawal Penyidikan, Anggota Tidak Terprovokasi, Sinergitas TNI dan Polri
Baca juga: Kantongi Dana Kampanye Rp 3.215.436.590 Gibran-Teguh Menang Pilwako Solo, Besok Resmi Dilantik
"Ini sumpah saya. Sumpah dan kesetiaan saya di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kesetiaan terhadap partai inilah darah saya, juga milik saya yang paling berharga. Tentu di bawah kesetiaan saya kepada bangsa dan negara tercinta," imbuhnya.
Selain itu, SBY menyampaikan dirinya tidak akan pernah meninggalkan Partai Demokrat.
Sebab dirinya bangga pernah menjadi penggagas, turut membina, memimpin dan membesarkan partai itu bersama sang istri tercinta.
Presiden ke-6 RI itu juga menegaskan bangga dan hormat kepada para kader yang setia terhadap Partai Demokrat meski partainya berada di luar pemerintahan selama tujuh tahun.
"Saya bangga, seraya memberi hormat, kepada jutaan kader yang juga setia dan mencintai partainya. Mereka adalah para kader yang kuat dan tabah dalam suka dan duka. Kader yang tidak pernah mengganggu, membuat masalah dan bahkan berkhianat," jelasnya.
• Kapolri Pecat Oknum Polisi Koboi yang Tewas 3 Orang di RM Cafe, Cegah Perselisihan Polisi-TNI
SBY mengatakan pada kader yang terlibat dalam isu kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah kader yang ingin menjual partainya.
Mereka juga disebut sebagai kader yang jarang muncul atau hanya muncul lima tahun sekali.
Baca juga: Kisah Mistis Dimas di Aula Kelurahan Semarang, yang Berani Tantang Makhluk Gaib
"Bukan pula kader atau mantan kader yang ingin menjual partai kita demi imbalan uang dan kedudukan, partai yang kita bangun dengan susah payah, disertai keringat dan cucuran air mata," kata dia.
"Bukan pula mereka yang pada tahun-tahun yang berat tidak kelihatan batang hidungnya, dan hanya muncul 5 tahun sekali menjelang kongres untuk memaksakan kehendaknya, atau menjelang pencalonan anggota legislatif dalam pemilu agar dia dicalonkan," lanjutnya.
"Saya SBY, bersyukur dan bangga bersama para kader yang setia tersebut, dan akan tetap bersama Partai Demokrat dalam jatuh bangunnya partai ini," ujarnya.