Kudeta Militer Myanmar
Militer Myanmar Kerahkan Kendaraan Lapis Baja, Kedubes AS Peringatkan Warganya Agar Tetap Berlindung
Kendaraan lapis baja dikerahkan di kota-kota besar seperti Yangon, Myitkyina, dan Sittwe.
Militer kemudian mengumumkan keadaan darurat selama setahun.
Pihak militer mengklaim terpaksa bertindak setelah menuding adanya penipuan besar dalam pemilihan umum di negara itu.
Klaim ini dibubarkan oleh komisi pemilihan Myanmar.
Richard Horsey, seorang analis yang berbasis di Myanmar dari International Crisis Group, mengatakan kepada Reuters banyak badan pemerintah di negara itu telah berhenti berfungsi.
"Ini berpotensi juga memengaruhi fungsi vital. Militer dapat menggantikan insinyur dan dokter, tetapi tidak dapat menggantikan pengontrol jaringan listrik dan bank sentral," katanya.
Presiden Biden mengumumkan sanksi baru terhadap para pemimpin militer Myanmar pekan lalu.
"Militer harus melepaskan kekuasaan yang direbutnya dan menunjukkan rasa hormat atas keinginan rakyat Burma seperti yang diungkapkan dalam pemilihan 8 November," kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.
Demo Myanmar Memanas, Militer Tembaki Massa, Kerahkan Kendaraan Lapis Baja

Aparat keamanan Myanmar menembaki demonstran dan menangkap para jurnalis di utara Myanmar, dalam upaya meredam aksi protes pada Minggu (14/2/2021).
Demo anti-kudeta Myanmar terus memanas belakangan ini.
Massa tetap menuntut pembebasan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi yang ditahan militer.
Melansir AFP, tentara menembakkan gas air mata lalu menembaki kerumunan yang berkumpul di Myitkyina.
Seorang wartawan di tempat kejadian mengatakan, tidak diketahui berapa banyak yang terluka dalam penembakan itu, dan jenis peluru apa yang dipakai.
"Kami tidak tahu apakah polisi memakai peluru karet atau timah panas," ujar wartawan tersebut.
Polisi kemudian menangkap setidaknya lima jurnalis yang melaporkan langsung dari tempat kejadian, menurut kantor berita di kota tersebut.
Baca juga: Masih Ingat Balita Korban Penyiksaan Sang Ayah di NTT? Begini Kondisinya Sekarang