Wisata Alam
Mengenal Cagar Alam Gunung Tangkoko, Melihat Surga Aneka Satwa Endemik Sulawesi Utara
provinsi paling utara di Pulau Sulawesi ini tak hanya dikenal dengan wisata berbasis lautnya, keunikan satwanya pun tak kalah dengan daerah lain.
Meskipun tempat ini sangat terpencil, tapi Cagar alam Tangkooko ini telah banyak diketahui oleh para pecinta wisata alam dan juga para peneliti.
Hal ini terbukti, ketika Alfred Russel Wallace di tahun 1861 telah mengunjugi dan menemukan spesies babirusa dan maleo. Meski tetapi sejak tahun 1915, spesies maleo pun sudah tak bisa untuk anda temukan di tempat ini lagi.
Hal ini dikarenakan adanya eksploitasi yang dilakukan oleh penduduk, mendesak maleo untuk masuk ke pedalaman.
Monyet Wolai

Monyet wolai atau yang sering dikenal dengan sebutan Yaki merupaakn salah satu monyet hitam yang berasal dari Sulawesi Utara.
Untuk jumlah keseluruhan di dunia yakni terdapat 23 spesies macaca. Dimana 7 diantaranya merupakan spesies yang ada di Sulawesi.
Untuk macaca nigra ini hanya terdapat di Sulawesi Utara dan berada di Cagar Alam Gunung Tangkoko. Satwa satu ini pun memiliki tubuh hitam dan juga mempunyai rambut jambul di atas kepalanya.
Untuk ciri khas selanjutnya yang perlu untuk anda ketahui adalah memiliki pantat yang berwarna merah muda.
Selain itu, Yaki ini pun juga memiliki keunikan lainnya yakni mempunyai moncong yang lebih menonjol dan juga kulit yang berada di sekitar penis berwarna merah muda.
Untuk yang berjenis kelamin bertina, maka anda memiliki pantat berwarna merah menyala yang sangat mencolok.
Yaki ini merupakan salah satu binatang yang tersebar di hutan lindung dan juga hutan primer di Sulawesi Utara.
Akan tetapi, anda pun nantinya akan banyak menemuinya di Cagar Alam Tangkoko.
Akan tetapi, sayangnya populasi dari hewan bernama Yaki ini, tiap tahun mengalami penurunan.
Hal ini dikarenakan banyak diburu oleh masyarakat dan Yaki pun relatif sering untuk turun ke pemukiman warga karena mencari makanan.
Yaki adalah hewan yang mengonsumsi daun dan juga ular. Akan tetapi, sebagian besar makanannya adalah buah buahan, tikus dan juga erau. Ketika musim reproduksi tiba, Yaki betina sering kali untuk hamil pada bulan Juli hingga Desember. Sehingga nantinya akan melahirkan pada musim yang paling tinggi yakni di bulan Maret hingga April.