Berita Heboh
Nasib Ribka Tjiptaning Setelah Bongkar Bisnis Vaksin, Sempat Singgung Soal Flu Burung itu Enggak Ada
Selain menolak vaksinasi Covid-19, anak buah Megawati pimpinan PDIP, juga membongkar cerita bisnis vaksin
Sejak Maret lalu, ujarnya, hal ini sudah ia ingatkan. "Saya sudah bilang begitu ada Covid, ini ujung-ujungnya jualan obat, jualan vaksin. Karena sekarang bukan masanya APD, nanti abis ini obat ramai, abis obat ini kan Menkes jago ekonomi nih, wamennya BUMN, abis ini stunting, udah tahu deh, udah dipola."
Ribka meminta pemerintah untuk tidak bermain-main dengan masalah vaksin. "Ini pengalaman saya, Saudara Menteri (Budi Gunadi Sadikin). Vaksin polio untuk antipolio malah lumpuh di Sukabumi, terus antikaki gajah di Majalaya, mati 12. Di India (vaksin ini) ditolak, dia di Afrika ditolak. Masuk di Indonesia dengan 1,3 triliun," ujarnya.
Ribka mengatakan, itu terjadi saat ia masih menjadi Ketua Komisi IX DPR.
"Saya ingat betul itu, jangan main-main vaksin ini. Saya pertama yang bilang saya menolak vaksin, kalau dipaksa pelanggaran HAM. Enggak boleh maksa gitu."
Ribka juga menyoroti perbedaan harga vaksin yang rencananya akan dipakai di Indonesia. Sejauh ini, pemerintah telah menjalin kerja sama dengan Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan Pfizer, serta ada pula kerja sama multilateral dengan fasilitas Covax/Gavi.
"Saya tanya, untuk gratiskan kepada masyarakat ini yang mana? Wong ada lima macam. Ada yang harga 584 ribu, ada yang 292 ribu, ada yang 116 ribu, ada yanng 540 ribu sampai 1.080.400, ada 2.100.000. Pasti yang murah untuk orang miskin," ucapnya.
Meski terus mendengarkan pernyataan Ribka dengan saksama, Menkes Budi tak mengomentari pernyataan tersebut dalam kesempatan, kemarin. Selain memaparkan jadwal pelaksanaan vaksinasi dan kebutuhan vaksin, Budi juga sempat menyinggung soal keberadaan varian bari virus korona.
Sejauh ini, ujarnya, ia belum bisa memastikan apakah varian baru itu sudah masuk ke Indonesia atau belum.
"Kalau ditanya udah ada di Indonesia belum, saya akan jawab belum tahu. Karena itu, saya bilang ke teman-teman, ini perang melawan virus seperti perang beneran. Kita harus punya intelnya yaitu dari Kementerian Kesehatan," kata Budi.
Budi mengatakan, untuk bisa mengetahui apakah varian tersebut sudah berada di Indonesia dibutuhkan genome sequencing atau pengurutan seluruh rangkaian DNA untuk mendeteksi strain virus. Di Indonesia, hanya ada 12 laboratorium yang bisa melakukannya, satu di antaranya Lembaga Eijkman.
Sebagai langkah untuk melacak keberadaan varian baru korona ini Menkes bersama Kemenristek telah memformalisasikan jaringan laboratorium tersebut di beberapa titik kota yang banyak pendatangnya.
"Sehingga kita bisa mengidentifikasi secara dini, kita memiliki sistem intelijen secara dini kalau ternyata ada virus mutasi baru yang masuk. Mudah-mudahan harusnya mulai minggu ini kita bisa mengidentifikasi virus-virus yang masuk," ujarnya.
Dalam vaksinasi yang akan dimulai pada hari ini, Presiden Joko Widodo rencananya akan menjadi orang pertama yang akan mendapat suntikan. Pada kesempatan sebelumnya di Istana Negara, Presiden meminta masyarakat untuk tak menolak divaksin. Presiden menegaskan, vaksin Covid-19 ini diperlukan untuk mengakhiri pandemi.
Wajib
Ditemui saat meninjau kesiapan rumah sakit darurat di Secapa TNI AD, Kota Bandung, kemarin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan vaksinasi Covid-19 di Jabar akan dilakukan mulai Kamis (14/1).
Semua warga yang telah dijadwalkan untuk menjalani vaksinasi diwajibkan untuk mendatangi tempat vaksinasi yang ditentukan untuk mendapat suntikan vaksin Covid-19.