Banjir di Manado
Warga Beri Tepuk Tangan dan Standing Ovation Sukarelawan Korban Bencana
"Kami langsung bertepuk tangan, ternyata masih ada juga warga yang peduli dengan kami," kata Atrince Maasan, seorang warga kepada Tribun Manado.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Selain makanan, beber dia, warga juga butuh peralatan tidur.
Kasur, tikar dan selimut yang ada kini diadakan sendiri oleh warga dan jumlahnya terbatas.
Ibu Rais warga Banjer samping Pegadaian merasakan diri sebagai kumpulan yang terlewatkan.
"Hari pertama tak ada air mineral. Untuk makan kami rebus mi instan yang kuahnya diperbanyak agar cukup bagi semua orang disini," ujarnya.
Anggraini warga yang mengungsi di salah satu sekolah mengatakan, bayinya Osella yang baru berusia 2 bulan butuh pakaian, pempers dan susu.
Hingga Minggu (24/1/2021) malam, yang dinanti belum nongol.
"Belum ada bantuan," katanya.
Ibu Mulder pengungsi lainnya di Perkamil mengatakan, bantuan hanya sampai di posko.
"Hanya warga sekitarnya saja yang dapat. Kita kita ini tidak kebagian," ujarnya. (art)
Baca juga: Kurniawan Habisi Nyawa Teman Prianya Usai Berhubungan, Jual Diri Bunuh Pelanggan
Baca juga: 7 Tradisi Tahun Baru Imlek Lengkap dengan Makna Filosofinya
Baca juga: BPK RI Hari ini Mulai Audit APBD Boltim Tahun 2020