Banjir di Manado
Warga Beri Tepuk Tangan dan Standing Ovation Sukarelawan Korban Bencana
"Kami langsung bertepuk tangan, ternyata masih ada juga warga yang peduli dengan kami," kata Atrince Maasan, seorang warga kepada Tribun Manado.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tepuk tangan dan standing ovation terjadi di Kelurahan Malendeng lingkungan 3, Kecamatan Tikala, Kota Manado, tepatnya lorong samping Poltekes.
Pelakunya para korban banjir di sana.
Demi melihat sukarelawan pertama yang tembus di lokasi bencana itu pada Jumat pagi.
"Kami langsung bertepuk tangan, ternyata masih ada juga warga yang peduli dengan kami," kata Atrince Maasan, seorang warga kepada Tribun Manado Senin (25/1/2021) pagi.
Selama ini, beber dia, wilayah tersebut selalu hilang dari peta bencana.
Padahal di sana wilayah rawan banjir.
"Banjir banjir sebelumnya bantuan tak pernah nongol. Baru ini ada bantuan datang. Makanya warga begitu terharu," kata dia.
Sejumlah korban banjir dan longsor di Manado belum tersentuh bantuan pemerintah.
Mereka hanya mengandalkan bantuan dari sukarelawan.
Agung Sugiono, warga Kelurahan Tikala Baru, Kecamatan Tikala mengatakan, warga hingga kini belum tersentuh bantuan bahan makanan dari pemerintah.
"Hingga hari pertama bantuan tak nongol, padahal kami semua dalam keadaan lapar," kata dia kepada Tribun Manado via ponsel Senin (25/1/2021) pagi.
Untuk makan, Agung hanya berharap pada bantuan dari sukarelawan.
Sebut dia, hampir tiap hari ada sukarelawan yang membawakan makanan.
Lili Naha, warga Kelurahan Istiqlal Lingkungan 1 yang mengungsi di sekolah mengaku sangat berharap bantuan makanan karena peralatan memasak rusak akibat banjir.
"Hingga kini belum ada dari pemerintah. Hanya ada dari relawan," ujarnya.
Selain makanan, beber dia, warga juga butuh peralatan tidur.
Kasur, tikar dan selimut yang ada kini diadakan sendiri oleh warga dan jumlahnya terbatas.
Ibu Rais warga Banjer samping Pegadaian merasakan diri sebagai kumpulan yang terlewatkan.
"Hari pertama tak ada air mineral. Untuk makan kami rebus mi instan yang kuahnya diperbanyak agar cukup bagi semua orang disini," ujarnya.
Anggraini warga yang mengungsi di salah satu sekolah mengatakan, bayinya Osella yang baru berusia 2 bulan butuh pakaian, pempers dan susu.
Hingga Minggu (24/1/2021) malam, yang dinanti belum nongol.
"Belum ada bantuan," katanya.
Ibu Mulder pengungsi lainnya di Perkamil mengatakan, bantuan hanya sampai di posko.
"Hanya warga sekitarnya saja yang dapat. Kita kita ini tidak kebagian," ujarnya. (art)
Baca juga: Kurniawan Habisi Nyawa Teman Prianya Usai Berhubungan, Jual Diri Bunuh Pelanggan
Baca juga: 7 Tradisi Tahun Baru Imlek Lengkap dengan Makna Filosofinya
Baca juga: BPK RI Hari ini Mulai Audit APBD Boltim Tahun 2020