Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Viral Jenazah Diangkut dengan Mobil Pikap, Tak Mampu Sewa Ambulans hingga Utang Biaya Perawatan

Diketahui jenazah tersebut dinaikan ke mobil pikap karena keluarga tak mampu menyewa ambulans.

Editor: Glendi Manengal
TribunBali/Istimewa
Jenazah seorang pria bernama Gede Seni diangkut menggunakan mobil pikap lantaran keluarga tak mampu menyewa ambulans. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya ada jenazah yang dibawa keluarga menggunakan mobil pikap.

Diketahui jenazah tersebut dinaikan ke mobil pikap karena keluarga tak mampu menyewa ambulans.

Bahkan biaya di Rumah Sakit belum mampu dibayar.

Baca juga: Keluarga Korban Laka Sriwijaya Air SJ 182 akan Gugat Boeing, Pesawat Sempat Bermasalah Autothrottle

Baca juga: Singgung soal Kebiasaan Gisella Anastasia saat Masih Jadi Istri, Gading Marten Bikin Raffi Kaget

Baca juga: BOCORAN Ikatan Cinta Malam Ini, Rafael Bakal Mendekati Papa Surya untuk Dapatkan Andin,Jadi Pebinor?

Sebuah foto yang memperlihatkan jenazah diangkut dengan mobil pikap viral di media sosial.

Diketahui, identitas jenazah tersebut yakni Gede Seni, warga kurang mampu asal Banjar Dinas Pasek, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali.

Keluarga terpaksa membawa jenazah Gede Seni menggunakan pikap lantaran tak punya biaya untuk menyewa ambulans.

Selain itu, keluarga juga masih memiliki utang perawatan di rumah sakit sebesar Rp 17 juta.

Berikut ini fakta-fakta yang dirangkum Tribun Bali terkait jenazah Gede Seni yang diangkut pikap:

1. Keluhkan batuk dan lemas

Ditemui di rumah duka, istri almarhum, Ketut Suryani (35) mengatakan, suaminya (Gede Seni, red) mulanya dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Buleleng, Bali, pada Minggu, 10 Januari 2021 dengan keluhan batuk dan lemas.

Setibanya di rumah sakit swasta tersebut, Gede Seni didiagnosis mengalami infeksi paru-paru.

Mengingat kondisinya kian melemah, pada Kamis, 14 Januari 2021 almarhum Gede Seni dirujuk ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.

"Sakitnya ini dialami sejak almarhum berhenti merokok, sekitar tujuh bulan yang lalu, dia berhenti merokok karena baru punya anak. Takut anaknya kena asap rokok."

"Tapi setelah berhenti merokok itu, dia tiba-tiba sering batuk. Saya terlambat memeriksakan dia ke rumah sakit, karena tidak punya uang dan jaminan kesehatan," ungkap Suryani sembari menangis.

2. Sempat ingin melihat foto anaknya

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved