Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir di Manado

Sekolah di Manado: Siswa Luring di Lantai 1, Pengungsi Banjir di Lantai Dua

"Pagi ini para siswa akan msmakai ruang bawah sebagai tempat luring. Jadi kami bersihkan agar mereka bisa belajar," kata Irma.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Sejumlah sekolah di Manado jadi lokasi pengungsian korban banjir dan longsor. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Malam sudah turun. Tapi kesibukan masih terlihat di SDN 1 Manado, Minggu (24/1/2021).

Kaum pria sibuk menyedot air di halaman sekolah dengan alkon.

Dalam kelas giliran para ibu-ibu mengepel lantai. 

Mereka adalah pengungsi banjir dari Ketang Baru. Jumlahnya ada 107 orang. 

Musabab kesibukan malam itu adalah kegiatan belajar luring para siswa keesokan harinya. 

"Pagi ini para siswa akan msmakai ruang bawah sebagai tempat luring. Jadi kami bersihkan agar mereka bisa belajar," kata 
Irma seorang warga Senin (25/1/2021) pagi di lokasi bencana. 

Pakaian Irma dan warga lainnya sudah basah. Dari mulut keluar batuk. Toh mereka pantang mundur menghalau air. 

"Ini demi anak anak kami agar mereka bisa belajar," ujarnya. 

Dikatakan Irma, para pengungsi berada di lantai dua sekolah. Yang di lantai satu juga pindah ke atas. 

Sejumlah sekolah di Manado jadi lokasi pengungsian korban banjir dan longsor. 

Anggraini, warga yang mengungsi di SD 56 Kelurahan Dendengan Dalam Lingkungan 7 Manado mengaku menghuni sebuah ruang kelas. 

Di ruang kelas berukuran delapan kali enam meter itu, ia berbagi kasur dengan anaknya. 

"Ayahnya sibuk membersihkan rumah yang penuh kotoran," kata dia.

Ia mengaku dibantu para guru. Lili Naha, warga lainnya mengungsi di SDN 34 kampung arab Kelurahan Istiqlal.

Total ada 13 warga yang mengungsi di sana. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved