Rahasia Bung Karno Bisa Lahirkan Pidato Spektakuler, Ajudan Ungkap Kebiasaannya Selama Dipenjara
Total Bung Karno sudah mendekam di tujuh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai tahanan politik saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
Maulwi Saelan, mantan ajudan dan kepala protokol pengamanan presiden juga menceritakan penjelasan Soekarno bahwa dia tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.
“Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu,” kata Bung Karno.
Di saat lain, setelah menjemput dan mengantar Mayjen Soeharto berbicara empat mata dengan Presiden Soekarno di Istana.
Dokumen arsip KOMPAS.COM, Presiden Soekarno
Maulwi mendengar kalimat atasannya itu, ”Saelan, biarlah nanti sejarah yang mencatat, Soekarno apa Soeharto yang benar.”
Maulwi Saelan tidak pernah paham maksud sebenarnya kalimat itu.
Ketika kekuasaan beralih, Maulwi Saelan ditangkap dan berkeliling dari penjara ke penjara.
Bung Karno
Dari Rumah Tahanan Militer Budi Utomo ke Penjara Salemba, pindah ke Lembaga Pemasyarakatan Nirbaya di Jakarta Timur.
Sampai suatu siang di tahun 1972, alias lima tahun setelah ditangkap, dia diperintah untuk keluar dari sel.
Soekarno dikenal sebagai singa mimbar.
Ternyata itu hari pembebasannya. Tanpa pengadilan, tanpa sidang, namun dia harus mencari surat keterangan dari Polisi Militer agar tidak dicap PKI.
“Sudah, begitu saja,” kenangnya. (Yoyok Prima Maulana)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Berhasil Buat Penasaran, Ini Jawaban Mengapa Soekarno Tak Puasa Ramadhan Saat Proklamasi Kemerdekaan
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bung Karno dalam Kenangan Ajudan: Beliau Habit Reading-nya Tinggi Sekali