Kampung Tangguh Nusantara
Kelurahan Kasawari Menuju Kampung Tangguh Nusantara, Warga Gotong Royong Tarik Soma Dampar
Terkait penilaian Kelurahan Kasawari sebagai Kampung Tangguh Nusantara, Camat Sumeldy Maalangga terus mendorong masyarakat ambil peran aktif
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Terkait penilaian Kelurahan Kasawari sebagai Kampung Tangguh Nusantara, Camat Aertembaga Sumeldy Maalangga terus mendorong masyarakat ambil peran aktif.
Camat juga mengajak warga bergotong royong mencapai kemandirian sebagai warga yang tangguh.
Tangguh dalam hal ini adalah, dalam bidang kesehatan terkait dengan pandemi covid-19, tangguh di sektor pangan pertanian, perikanan dan peternakan sesuai potensi yang ada di Kelurahan itu.
Baca juga: Ini Titik Rawan Bencana di Minahasa Utara
Baca juga: 33 Kelurahan dari 9 Kecamatan di Manado Terdampak Bencana, Korban Jiwa 6 Orang
Baca juga: Cuaca Buruk, BPBD Bolmong Buka Call Centre Aktif 24 Jam, Simak Nomornya
Baca juga: Musim Penghujan, Berikut Sejumlah Wilayah Rawan Longsor dan Banjir di Boltim
"Berbicara tentang potensi masyarakat di sana, saat ini pasca-terdampak pandemi Covid 19. Sebagian besar masyarakat yang bekerja sebagai karyawan di resort dan perusahan, kehilangan pekerjaan.
Meski begitu mereka tetap mandiri tidak begitu berharap pada bantuan dampak covid-19 dari pemerintah,
karena kemandirian warga menggarap lahan tidur di lokasi seputaran dan sekitar rumah hingga lahan tidur yang belum digarap," jelas Sumeldy kepada Tribunmanado.co.id, Minggu (17/1/2021).
Baca juga: Pendaftaran Calon Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kotamobagu Diperpanjang Tiga Hari
Baca juga: Tinggal Selangkah Lagi, AC Milan Boyong Mario Mandzukic ke San Siro
Selain itu, sebagai warga pesisir yang begitu erat dan lekat dengan profesi nelayan tradisonal.
Warga Kelurahan Kasawari, ketika diperhadapkan di kondisi laut buruk karena angin dan gelombang, serta hasil tangkapan tidak banyak.
Masyarakat memilih bertani, jika kondisi laut sudah normal mereka kembali ke laut.
Baca juga: PDIP Sulut Terjunkan Baguna Bantu dan Evakuasi Korban Banjir dan Longsor di Manado
Baca juga: Tinggal Selangkah Lagi, AC Milan Boyong Mario Mandzukic ke San Siro
Ada pula sebuah kebiasaan dari masyarakat disana, agar tetap tangguh di tengah pandemi covid 19 dan saat tidak pergi melaut.
Mereka bergotong royong, menangkap ikan pakai soma dampar atau jaring di sekitar bibir pantai.
Hasil tangkapan tersebut, dijual kepada pengusaha perikanan.
"Hasilnya dibagi ke warga yang turut bersama-sama melepas dan menarik soma dampar di wilayah perairan Kasawari, dengan kondisi ini mereka tetap menujukkan ketangguhannya tidak putus asa," kata dia.
Di bidang pertanian, pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan PErtanian guna memperoleh pupuk.
Untuk gairahkan semangat warga bergotong royong bercocok tanam.
Baca juga: Fantastis! Pria Kaya Raya Ini Kehilangan Emas 1.136 Kilogram, PT Antam Ganti Rugi Rp 814 Miliar
Beberapa yang sudah dilakukan bercocok tanan singkong talas dan jalar, kacang, cabai dan lainnya.
Ada juga di bidang peternakan, beberapa kepala keluarga punya usaha mandiri peternakan Babi.
Hewan yang diternak itu menjadi banyak, lalu di jual untuk di masak dengan cara diguling atau putar (ciri khas masak Babi orang Minahasa).
Camat Aertembaga menambahkan, saat ini pihaknya terus konsen memutus mata rantai pandemi Covid -9, sambil jaga kelangsungan perekonomian.
Baca juga: Pasca-Lonsgor, Aspol Tikala Kosong, Penghuni Mengungsi ke Hotel dan Rumah Keluarga
"Sehingga TWA Batu Angus sudah di buka untuk masyarakat, namun harus dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Mulai dari masuk di Kelurahan Kasawari di periksa suhu tubuh di pos, wajib pakai masker.
Dan tim kelurahan tangguh selalu ingatkan para pendatang untuk terapkan protokol kesehatan, ini penting dilakukan karena sampai saat ini belum ada warga terkena covid-19," tandasnya.(crz)
Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Mobil di Ruas Jalan Kauditan, Pengendara Diminta Waspada saat Melintas
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: