Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Pandemi Covid-19 dan Disequilibrium Bumi

Banyak tempat-tempat usaha, wisata dan sekolah-sekolah yang ditutup sementara atau malah yang secara permanen.

Editor: Aldi Ponge
Shutterstock
Ilustrasi bumi dan virus corona (Covid-19) China 

Yang kedua adalah terjadinya angin kencang dan tsunami hebat yang akan memporak-porandakan segala yang ada di bumi. Selanjutnya adalah berhentinya siang dan malam.

Fenomena ini mengakibatkan satu sisi bumi akan terus menghadap ke matahari dan menyebabkan peningkatan suhu secara terus menerus, hingga akhirnya mencapai titik yang ekstrem.

Sementara itu, sisi bumi lainnya akan mengalami malam panjang yang menyebabkan penurunan suhu hingga titik yang ekstrem. Seperti itulah ketika bumi berhenti sejenak.

Gaya hidup kenormalan baru

Setelah terjadi pelambatan mobilitas penghuni bumi yang berdampak besar pada kelanjutan kehidupan, apakah yang harus dilakukan kemudian ?

Gaya hidup yang lebih sehat dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak mulai dilakukan oleh semua orang yang benar-benar sadar dan peduli dengan kondisi bumi pada masa pandemic Covid-19.

Dengan penerapan gaya hidup atau dikenal dengan kebiasaan baru pada New Normal Life ada pekerjaan rumah baru yang menjadi perhatian bersama.

Bahkan berjamurnya usaha-usaha makanan pesan antar dalam lingkup-lingkup perumahan yang dulunya tidak ada. 

Karena dari kebiasaan baru kita melahirkan sampah masker dan pemakaian sabun yang meningkat dari biasanya yang berpengaruh pada lingkungan.

Belum lagi sampah plastik dari makanan kemasan yang meningkat karena berkurangnya aktifitas keluar rumah sehingga meningkatkan aktifitas pemesanan online.

Transaksi jual beli online dari data sirclo.com jumlah pengguna E-Commerce Indonesia di tahun 2020 meningkat pesat.

Banyak konsumen yang sebelumnya tidak pernah berbelanja online kini harus mengandalkan platform belanja digital untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pada Q3 tahun lalu, jumlah pengunjung Shopee adalah 55,9 juta orang sementara tahun ini jumlah pengunjungnya mencapai 96,5 juta atau meningkat sekitar 72%. Selain Shopee,

okopedia pun menunjukkan angka yang serupa.

Pada Q3 tahun 2019, jumlah pengunjung Tokopedia mencapai 65,9 juta sementara tahun ini mencapai 84, 9 juta (meningkat 28%).

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved