Berita Bitung
Pedagang di Pelabuhan Samudera Bitung Marah ke Petugas Keamanan, Ini Penyebabnya
Sejumlah pedagang rokok, makanan, air mineral, permen dan mie instan melakukan protes kepada pihak keamanan PT Pelindo IV
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG – Sejumlah pedagang rokok, makanan, air mineral, permen dan mie instan melakukan protes kepada pihak keamanan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Bitung, Selasa (13/1/2021).
Mereka protes karena dilarang berjualan di terminal penumpang Pelabuhan Samudera Bitung.
Para pedagang yang semuanya emak-emak, awalnya sempat menerobos masuk ke dalam pelabuhan melalui pintu utama di Pos IV.
Sambil membawa dagangan yang dikemas dalam dus, tas besar dan kantong plasting besar mereka berteriak-teriak di pelataran parkir depan terminal Penumpang.
Baca juga: Mendaki Gunung Lokon, CS-WL Pikirkan Pembangunan Fasilitas Penunjang
Baca juga: Pemkot Kotamobagu Siapkan Lima Tempat Penyimpanan Vaksin Covid-19
Baca juga: Tenaga Kesehatan Cantik, Meylita Lesar, Siap Terima Vaksinasi dari Pemerintah
Bahkan isi teriakan mereka, ditujukan kepada pihak security dari Pelindo yang stand by menjaga agar mereka tidak bisa pergi berjualan di terminal.
Di saat bersamaan sedang bersandar KM Dorolonda, yang datang dari sejumlah pelabuhan di Wilayah Timur Indonesia seperti Ternate.
Dan dijadwalkan akan berangkat pada hari ini kembali ke wilayah Indonesia bagian Timur, pukul 19.00 wita.
Dengan jumlah penumpang turun 408 jiwa dan naik 260 jiwa (data dari PT Pelni Cabang Bitung).
Baca juga: Kasus Positif Corona di Indonesia Naik Lagi, Ini Rinciannya
“Kiapa ngoni user – user pa torang. Torang mo mancari halal ini, for torang pe anak-anak yang ada skolah deng kuliah (kenapa kalian usir kami mau berjualan. Kami jualan barang halal, untuk menafkai anak-anak yang sedang sekolah dan kuliah,” koar para pedagang.
Terus berkoar-koar, para pedagang bilang dengan tidak diberi izin berjualan di terminal penumpang Pelabuhan mereka terlantar seperti pengemis.

Rosita Nusi satu di antara pedagang bilang, saat hendak berjualan tidak diizinkan petugas keamanan dengan alasan atas perintah pimpinan mereka.
“Mereka larang tidak boleh ada pedagang asongan di dalam pelabuhan. Padahal saya berjualan rokok untuk bayar kuliah anak dan biaya kos,” keluh Rosita.
Para pedagangan, tidak setiap hari menjajakkan jualannya di terminal penumpang setiap ada kapal Pelni masuk.
Dalam sepekan jika melihat jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal, ada di hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu dan Minggu.
Baca juga: Lion Air Buka Rute Penerbangan Manado-Timika, Danang Mandala: Tren Penerbangan Berubah
Ini mereka alami setiap hendak datang berjualan, padahal sebagian besar di antara mereka menggantungkan penghasilannya dari hasil jualan disitu.
Ada yang mengaku sudah berjualan sejak masih anak-anak, hingga sekarang sudah ada cucu.
Kerap ketika mereka berhasil masuk berjuakan, diancan oleh petugas akan buang jualannya di laut.
Baca juga: Pesan Terakhir Suami pada Istri, Lewat Video Call 10 Menit, Sebelum Pesawat Sriwijaya Lepas Landas
Bahkan pernah disita, tidak dipulangkan hingga bekal makanan yang dibawa diambil petugas dan di amankan ke pihak berwajib.
Iyam pedagang lainnya mengaku, sudah hampir setahun mereka dilarang berjualan.
Senin kemarin saat kapal KM Dorolonda tiba dari Pelabuhan Ternate, beberapa diantara mereka sempat berjualan namun tak leluasa karena ada petugas yang melarang.
“Biasanya hasil jualan bisa sampai Rp 100 ribu. Tapi kemarin hanya Rp 20 ribu. Kalau keadaannya begini bagaimana kami menafkai 2 orang anak yang masih bersekolah,” keluh Iyam.
Baca juga: Kasus Positif Corona di Indonesia Naik Lagi, Ini Rinciannya
Saat para pedagang marah-marah, di pantau oleh 6 orang Security dari PT Pelindo, dan dua orang personel Marinir dari Yonmarhanlan VIII Bitung.
Disaksikan para buruh bagasi dan beberapa calon penumpang serta pengantar.
Para petugas keamanan pelabuhan datang ke lokasi pakai satu unit mobil patroli PT Pelindo IV (Persero) Cabang Bitung, warna hitam DB 8514 CD.
General Manager PT Pelindo IV (Persero) Cabang Bitung, Damaento Pangaribuan dalam keterangannya bilang pelabuhan itu kawasan terbatas atau restrefted area.
“Harus steril dari pedagang asongan,” kata Damaento saat dikonfirmasi terkait masalah ini.
Baca juga: UPDATE Pencarian Kotak Hitam Atau Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Lebih lanjut terkait masalah ini, akan di jelaskan pada besok hari karena ada regulasi atau aturannya untuk objek vital (obvit).
Di mana pelabuhan satu di antara obvit yang ada di kota Bitung.
Sementara itu, menurut Sumarto Koordinator Sekurity PT Pelindo menjelaskan terkait keberadaan pedagang asongan sudah sejak bulan Desember tahun 2018 tidak diperkanankan berjualan di areal pelabuhan.
Namun para pedagang masih ngotot, untuk berjualan hingga ke dalam terminal penumpang.
Baca juga: JG-KWL Siap Selesaikan Segudang Masalah di Pemkab Minut Pasca-Dilantik
“Nah, ini tidak bisa. Karena apa, mereka ganggung arus penumpang yang naik, lalu ketika ada kegiatan di dermaga dan terjadi sesuatu kepada para pedagang siapa yang bertanggung jawab,” kata Sumarto.
Lanjutnya, pernah mengikuti sosialisasi masalah tenaga kerja di pelabuhan. Ada kejadian di Makassar, ada kejadian konteiner jatuh dan kena ke pedagang asongan.
Aksi para pedagang yang protes karena tak diizinkan jualan, sempat menyodot perhatian para buruh bagasi dan calon penumpang KM Dorolonda.(crz)
Baca juga: Serda Lili Muhammad Yusuf Ginting Menangis dan Buka Baju di Kantor Polisi, Minta Keadilan
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: