Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Pramugari Sriwijaya Air Berdarah Batak-Manado Ini Ada di Daftar Kru, Keluarga di Sulut Berduka

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 juga membawa duka mendalam bagi Juliana Tuwaidan dan keluarganya di Manado

Penulis: Erlina Langi | Editor: David_Kusuma
Kolase / Istimewa
Grislend Gloria Natalies 

Sedangkan Kasie Pemerintahan Kecamatan Pulau Seribu, Surachman mengatakan, sejumlah nelayan melihat adanya pesawat jatuh dan terdengar ledakan sebanyak dua kali di laut.

"Nelayan melihat serpihan dan potongan pesawat, ada pakaian, jok tempat duduk, dan potongan rambut manusia," ujarnya sesuai tayangan live Kompas TV, Sabtu (9/1/2021).

Pihaknya pun mengatakan saat ini masih dalam pemeriksaan apakah puing serta serpihan tersebut milik Sriwijaya Air SJ182.

Sementara itu, nelayan-nelayan yang menemukan serpihan seusai menemukannya langsung membuat laporan ke petugas.

"Kini petugas gabungan tengah mencari informasi terbaru terkait serpihan - serpihan tersebut," lanjutnya.

Sementara itu, Kapten Kapal Patroli Kementerian Perhubungan, Eko, mengatakan ditemukan serpihan dari daging.

"Ada ditemuin serpihan-serpihan dari daging, mungkin tubuh dari manusia," kata Eko seperti sebagaimana dikutip Kompas.com dari TV One.

Selain itu, Eko mengaku melihat avtur atau bahan bakar pesawat di lokasi.

"Ada avtur dari dalam, kebetulan di situ kedalaman perairan 15-16 meter," kata dia.

Surachman menuturkan bahwa pihaknya telah menemukan sejumlah barang di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).

Diduga barang tersebut berasal dari pesawat Sriwijaya Air yang dikabarkan hilang kontak.

Barang yang ditemukan berupa kain pakaian dan beberapa kabel.

"Barusan ketemu potongan Levis, sepertinya bagian kantong belakang, ada rambut-rambutnya," kata Surahman, saat diwawancarai jurnalis Kompas TV, Sabtu.

Sinyal ELT Tidak Menyala

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menilai wajar pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tidak memancarkan sinyal emergency location transmitter (ELT) setelah hilang kontak.

Sebab, pesawat tersebut diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu dengan benturan keras.

Dugaan ini berdasarkan temuan serpihan pesawat di lokasi kejadian.

"Jadi, ELT tidak didesain untuk impact yang besar. Jadi, kalau teman-teman di sana menemukan serpihan, berarti pesawat impact-nya cukup kuat. Dan kemungkinan besar ELT-nya enggak sukses," kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono, kepada Kompas.com, di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Tangerang, Sabtu (9/1/2021).

Ia pun menilai kemungkinan ELT di pesawat tersebut sudah rusak sehingga tidak menyala.

"ELT yang dipasang di pesawat itu kalau tenggelam ke air pasti tidak akan manjat. ELT-nya kemungkinan rusak," kata dia.

Untuk diketahui, ELT adalah perangkat penentu lokasi pesawat yang merupakan bagian dari standar peralatan pada pesawat.

ELT dapat dinyalakan langsung oleh pilot atau bisa hidup apabila pesawat menghantam sesuatu.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito mengatakan, pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tidak memancarkan sinyal emergency ELT ketika hilang kontak pada Sabtu (9/1/2020).

"Kan mestinya ada pancaran emergency location transmitter atau ELT, itu tidak ada," kata Bagus, seperti dikutip dari siaran Metro TV, Sabtu.

Umur Pesawat 26,7 Tahun

Pantauan KompasTekno pada situs PlaneSpotters, PK-CLC adalah pesawat jenis Boeing 737-500 dengan nomor produksi (Manufacturers Serial Numbers) 27323.

Pesawat tersebut pertama kali melakukan uji terbang pada 13 Mei 1994, dan dipakai oleh Sriwijaya Air selama 8 tahun.

Pesawat tersebut pertama kali digunakan oleh maskapai AS, Continental Airlines setelah keluar dari pabrik pada 1994, kemudian dipakai oleh maskapai United mulai Oktober 2010.

Baru pada Mei 2012, pesawat dioperasikan oleh Sriwijaya Air.

Berikut adalah spesifikasi pesawat B737-500 PK-CLC Sriwijaya Air, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Airfleets, Sabtu (9/1/2021).

Registrasi: PK-CLC

Serial number: 27323

Tipe: Boeing 737-500

Mesin: 2 buah CFMI CFM56-3C1

Terbang perdana: 13/05/1994

Umur pesawat: 26,7 tahun

Konfigurasi: Kelas ekonomi 112 penumpang

Namun Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan, pesawat SJ 182 dalam kondisi baik.

Pesawat sedianya bertujuan ke Pontianak.

"Kondisi pesawat informasi yang saya terima dalam kondisi sehat, karena sebelumnya terbang ke Pontianak pulang-pergi, lalu ke Pangkal Pinang.

Ini rute kedua ke Pontianak, jadi seharusnya tidak ada masalah," kata Jeff, dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).

Ia menyebut, keberangkatan pesawat memang sempat tertunda 30 menit dari jadwal seharusnya.

Sebab, saat itu cuaca sedang hujan deras.

"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," ujar dia. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai pesawat SJ 182 itu.

Suryanto mengatakan, usia pesawat tidak memengaruhi kelaikan terbang selama dirawat dengan benar.

"Umur pesawat dibuat tahun 1994, jadi sekitar 25-26 tahun. Berapa pun umurnya, pesawat kalau dirawat sesuai regulasi yang berlaku dalam hal ini dari Ditjen Hubungan Udara, harusnya tidak ada masalah," kata dia.

Pilot Senior Eks Penerbang TNI AU

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dipiloti Kapten Afwan, eks penerbang TNI Angkatan Udara.

Kapten Afwan merupakan alumni Ikatan Dinas Pendek (IDP) IV Tahun 1987.

"Capt Afwan adalah Penerbang TNI AU periode 1987-1998, beliau terbang di Skadron Udara 4 dan Akadron Udara 31. Alumni dari IDP IV tahun 1987," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Indan Gilang, saat dikonfirmasi, Sabtu (9/1/2021).

Indan menambahkan, pesawat tersebut juga mengangkut keluarga dari Kadislog Lanud Supadio Kol Tek Ahmad Khaidir.

Mereka adalah istri Akhmad Khaidir, Rahmania Ekananda dan dua orang anaknya yaitu Fazila Ammara dan Dinda Amelia.

MANIFEST PENUMPANG DAN KRU SJ182

Mr, PAULUS YULIUS KOLLO

Mr. INDRA WIBOWO

Mrs AISAH DEWI HANDAYANI

Mstr. RIFQI MAULANA

Mr, YULIANTO YUUANTO

Mr. SUYANTO SUYANTO

Mr, RIYANTO RIYANTO

Mr ANGGA FERNANDA AFRION

Mr RION YOGATAMA

Mr. ARlFlN ILYAS

Mr. SUGIONO EFFENDY

Mr. YOHANES YOHANES

Mr. PIPIT PlYONO

Mrs. PANCA WIDlA NURSANTI

Mr. BEBEN SOPIAN

Mrs, RAZANAH RAZANAH

Ms. SARAH BEATRICE ALOMAU

Mr FElIKS WENGGO

Mr, YOHANES SUHERDl

Mr. RICKO RICKO

Mrs, ARNETA FAUZIA-FAO NUNTIUS ZAI

Miss ZURISYA ZUAR ZAI

Miss UMBU KRISTIN ZAI

Mr, KOLISUN KOllSUN

Mr, SUPIANTO-DANIYA

Mrs. RUSNI

Mr. RIZKI WAHYUDI-ARKANA NADHIF WAHYUDl

Mrs, ROSI WAHYUNI

Mrs INDAH HAlIMAH PUTRI

Miss, NABILA ANJANI

Mrs MAKRUFATUL YETI SRIANINGSIH

Mr. MULYADI MULYADI

Mrs KHASANAH KHASANAH

Mrs ANDI SYIFA KAMILA

Mr XCU CAPT DIDIK GUNARDl

Mr XCU FO FADLY SATRIANTO

Ms XCU FA YUNNI DWl SAPUTRI

Ms XCU FA ISTI YUDHA PRASTIKA

Ms. XCU FA GRISLEND GLORIA NATALIES

Ms XCU FA OKE DHURROTUL

Mrs, RAHMANIA EKANANDA

Ms, DINDA AMELIA

Miss FAZILA AMMARA

Miss FATHIMA ASHAlINA M

Mr, ASY HABUL YAMIN

Mr. FAISAL RAHMAN

Mr, IUSKANDAR

Mrs, NELLY

Mrs RATIH WINDANIA

Miss, YUMNA FANISYATUZAHRA

Mrs, RAHMAWATI RAHMAWATI

Mr. TONI ISMAlL

Mstr ATHAR RIIKI RIAWAN

Mr. IHSAN ADHLAN HAKIM

Mrs PUTRI WAHYUNI

Mr, MUHAMMAD NUR KHOLIFATUL AMIN

Mrs AGUS MINARNI

Mrs SHINTA

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved