Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Pramugari Sriwijaya Air Berdarah Batak-Manado Ini Ada di Daftar Kru, Keluarga di Sulut Berduka

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 juga membawa duka mendalam bagi Juliana Tuwaidan dan keluarganya di Manado

Penulis: Erlina Langi | Editor: David_Kusuma
Kolase / Istimewa
Grislend Gloria Natalies 

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

"ATC menanyakan untuk melaporkan arah pesawat.

Kondisi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hancur berkeping-keping. Serpihan bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dan live vest serta barang milik penumpang ditemukan tim penyelamat.
Kondisi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hancur berkeping-keping. Serpihan bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dan live vest serta barang milik penumpang ditemukan tim penyelamat. (Kolase Foto: Kompas.com/Antara Foto)

Tidak lama kemudian dalam hitungan detik pesawat hilang dari arah radar," ucap Adita.

Flightradar24 mencatat pesawat SJ182 mengalami penurunan dratis atau terjun bebas dalam satu menit.

Seperti dikutip dalam unggahan Flightradar24, Sabtu (9/1/2021), ketinggian tertinggi dari pesawat berjenis Boeing 737-500 ini adalah 10.900 kaki dan ketinggian terakhir SJ182 yang terlacak adalah 250 kaki.

Pesawat hilang kontak tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu siang.

"Penerbangan Sriwijaya Air # SJ182 kehilangan ketinggian lebih dari 10 ribu kaki dalam waktu kurang 1 menit, sekitar 4 menit setelah keberangkatan dari Jakarta," tulis FlightRadar24.

Dari data yang diunduh juga tercatat ketinggian jelajah pesawat Sriwijaya Air SJ182 turun 5.500 kaki (dari 10.900 ke 5.400) dalam 15 detik. Sementara dari ketinggian 5.400 kaki hingga 250 kaki dalam 7 detik.

Temukan Puing dan Serpihan Tubuh Korban

Seorang warga Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Naki, mengaku mendengar suara dentuman yang diduga suara jatuhnya pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182, Sabtu (9/1/2021) sore.

Naki mengatakan, Pulau Lancang berjarak sekira satu jam perjalanan dengan Pulau Laki yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat.

"Jatuhnya itu jauh juga tuh, jarak satu jam, tapi benturannya sampai kedengeran ke Pulau Lancang. Saya dengar langsung, banyak warga juga pada ngomong suara apa itu tadi, enggak tahunya ada pesawat jatuh" kata Naki saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Naki mengatakan, suara dentuman itu terdengar sekira pukul 15.00 WIB dan sempat disangka suara guruh karena cuaca sedang hujan.

"Lagi hujan deras, memang lagi hujan, warga itu nyangkanya itu suara geledek, tahunya benturan itu suara kapal jatuh," ujar dia.

Berdasarkan foto yang ditunjukkan Naki, sejumlah anggota Badan SAR Nasional dan Polri juga telah berada di lokasi jatuhnya pesawat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved