Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Keluarga Kopilot Diego Mamahit di Sulut Berkumpul Cari Informasi, Berharap Adanya Mujizat
Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) kemarin, membawa duka mendalam bagi keluarga kopilot Diego Mamahit
Penulis: Erlina Langi | Editor: David_Kusuma
Pierre Patrick Pangemanan yang diketahui merupakan paman Diego mengatakan, Diego adalah sosok yang sangat santun dan religius.
"Ia dikenal sangat rajin beribadah, bahkan seharusnya ia tidak ada dalam pesawat tersebut, karena dari informasi, Diego sebenarnya mendapat jadwal flight ke Belitung malam hari," ujarnya
Namun tambahnya, agar bisa masuk gereja hari ini, karena flight ke Belitung itu malam, jadinya dia ambil penerbangan yang pukul 14.00 WIB dan naik Sriwijaya Air SJ182 tersebut.
Pangemanan menambahkan Diego merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, meski begitu ia tumbuh menjadi anak cerdas
"Memang bapak dan ibunya sudah lama tidak pulang ke Suwaan, tapi karena keluarga besar tinggal di Suwaan, kita sering kontak-kontak melalui WA Grup keluarga, sehingga tau kabar mereka seperti apa," ucapnya.
Sementara Kerabat Diego lainnya dari Desa Suwaan yakni Joiske Mamahit turut merasakan duka yang mendalam.
Ia berharap keluarga Diego diberikan yang terbaik oleh tuhan, baik istri maupun anaknya
"Kami sekeluarga turut merasakan kehilangan yang mendalam atas insiden ini, semoga Tuhan menyambutmu Diego Mamahit," tandasnya. (drp)
Berikut data-data penerbangan Sriwijaya tersebut:
Callsign : SJY182
Type : B737-500
Reg: PKCLC
Route : WIII-WIOO
Last contact :
11 Nm north CGK pd pukul 07.40 UTC ketinggian passing 11.000ft on climb to 13.000ft