Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Human Interest Story

Kisah Tukang Pakir Wanita di Manado, Asalkan Halal Kenapa Harus Malu

Seorang janda bernama Rusni Lahinda (54), rela menjadi tukang parkir sejak suaminya meninggal pada tahun 2019 lalu

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Fistel Mukuan
Rusni Lahinda 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Seorang janda bernama Rusni Lahinda (54), rela menjadi tukang parkir sejak suaminya meninggal pada tahun 2019 lalu.

Rusni Lahinda ketika ditemui di Jalan Walanda Maramis, Pinaesaan, Wenang, Kota Manado sedang mengatur mobil yang akan parkir, Kamis (7/1/2021).

Rusni ketika diwawancarai mengatakan, mempunyai empat orang anak semuanya sudah menikah, pertama perempuan, kedua laki-laki, ketiga dan keempat juga perempuan.

Anaknya yang sulung ada di Perumahan GPI Manado, kedua di rumah tinggal di Ketang Baru bersmanya, ketiga perkamil, keempat di Wonasa.

Baca juga: DPRD Bitung Kuliti Masalah Sampah, Faktor Upah Desember Belum Terbayarkan

Baca juga: Dokter di Sulawesi Meninggal karena Covid-19 Bertambah Lagi

Baca juga: Polres Minahasa Siap Kawal Penyaluran Vaksin Covid-19

Rusni datang di lokasi tempat ia bekerja hanya dan pulang ke rumahnya hanya naik angkutan umum.

Keempat anaknya disampaikan Rusni yang pertama bekerja sebagai seorang guru SD, kedua jual HP, anak ketiga belum bekerja dan suaminya sopir, keempat cleaning service di Pegadaian.

Rusni Lahinda
Rusni Lahinda (Tribun Manado / Fistel Mukuan)

Bagi Rusni lebih memilih tukang parkir asalkan mendapatkan uang yang halal daripada minta-minta sama orang atau melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

"Saya sebagai tukang parkir setor di Dinas Perhubungan (Dishub) Rp 20.000 per hari, jika penghasilan lebih tetapi kalau hanya sedikit tinggal menyesuaikan, kecuali lebih baru dilebihkan yang disetor.

Baca juga: Korban yang Melompat dari Lantai 4 Meninggal, Petugas Keamanan Mall Taman Anggrek Diperiksa Polisi

"Kalau ramai dapat di sini mendapat Rp. 100.000 perhari, kalau sunyi hanya Rp. 50.000 itu  sudah hasil bersih setiap hari," katanya.

Dirinya dari pukul 09.00 Wita sudah di lokasi parkir sampai 17.30 Wita.

Menurut Rusni, senangnya sebagai tukang parkir dirinya masih bisa cari uang dari suar lelah sendiri.

Sedangkan susahnya dikatakannya, kalau masuk musim kebanyakan hujan seperti sekarang ini ada yang dapat paling rendah Rp 30.000.

Baca juga: Ahok dan Puput Rayakan Ulang Tahun Pertama Yosafat, Nicholas Sean Beri Ucapan Buat Sang Adik

Dari hasilnya tersebut, selain untuk biaya hidupnya membantu sedikit demi sedikit untuk anak dan cucu.

Untuk makan pagi dan malam di rumahnya, tetapi untuk makan siang tinggal dibeli di tempatnya bekerja sebagai tukang parkir.

"Dari keempat anak ini semuanya sampaikan supaya saya tidak usah lagi bekerja, mau cari apa lagi semua anak sudah menikah, tapi saya sampaikan lelah juga kalau tinggal-tinggal di rumah," ungkapnya.

Lebih lanjut disampaikannya, ada juga yang bilang ke dia apa tidak malu menjadi seorang tukang parkir, tapi juga dia bilang asalkan halal tidak mencuri kenapa harus malu.(fis)

Baca juga: Praktik Calo Surat Rapid Test di Bandara Terbongkar, Puyono: Harga Rp 150-Rp 300 Ribu

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved