Guru Honorer
Curahan Hati Guru Honorer di Minut yang Tak Digaji 6 Bulan, Makan Ngutang, Kredit Rumah Macet
kondisi 350 guru honorer di Kabupaten Minahasa Utara yang hidup merana akibat tak menerima upah selama enam bulan
Penulis: Erlina Langi | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Sengsara, hal tersebut mencerminkan kondisi 350 guru honorer di Kabupaten Minahasa Utara yang hidup merana akibat tak menerima upah selama enam bulan
Pasalnya meski selama ini mereka bekerja keras untuk mengamanatkan undang undang dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, namun jerih paya para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut justru tak mendapat penghargaan.
Jangankan dihargai, pemerintah bahkan tak berlaku adil bagi mereka, pasalnya selain penundaan gaji, standar upah yang ditetapkan pemerintah, juga jauh dari kata adil, sebab guru honorer di Minut hanya menerima bayaran sebesar Rp 1 juta perbulan
Sandra SF Makalew (46), salah satu perwakilan guru saat diwawancarai Tribun Manado, mengaku sangat kesulitan secara finansial akibat penundaan gaji satu semester tersebut.
Baca juga: Program Jokowi Redistribusi Aset, Gubernur Olly Serahkan SK Hutan Adat dan Sosial
Baca juga: Bantuan Sosial Tunai Siap Disalurkan di Kotamobagu Mulai 8 Januari
Baca juga: Gadis Cantik Manado Sheren Cantika Mongkol Ajak Muda-mudi Bangun Daerah
"Jangankan uang untuk transportasi ke sekolah, makan di rumah saja susah, bahkan terpaksa harus ngutang untuk menutupi biaya hidup," ujarnya
Ia mengaku sebagai manusia rasanya ingin menyerah untuk mengajar anak-anak, namun entah kenapa terus ada dorongan untuk tetap mengajar.
"Mungkin karena rasa tanggung jawab dan cinta saya terhadap anak-anak, meski kesulitan saya terus berusaha mengajar," tuturnya.
Baca juga: Di Bali, Banyak Warga Asing yang Tidak Menaati Protokol Kesehatan, Satpol PP Kesal
Makalew mengaku memang pasca pandemi, jadwal belajar tatap muka TK dihilangkan, namun tetap saja, butuh transport untuk mengajar luring, meski jadwalnya tidak setiap hari
Sementara Lily Paeli (31) salah satu guru mengaku meski tak terima gaji selama enam bulan namun mereka memilih bungkam.
"Karena selain diberikan janji palsu, kami juga mendapat intimidasi dari berbagai pihak untuk tetap diam dan menunggu," jelasnya.
Namun tambah dia, meski sudah diam, mereka juga memiliki batas kesabaran, sehingga mengadukan hal ini ke DPRD.
Baca juga: Warga Negara Nigeria Tikam Seorang Polwan di Medan, Diduga Punya Gangguan Jiwa
Paeli dalam kesempatan itu, juga mengeluhkan besaran gaji yang diterima guru honorer yang hanya sebesar Rp 1 juta perbulannya
Ia mengatakan sistem pengupahan guru honorer di Minut, sangat tidak adil, sebab beban kerja antara guru honor dan ASN itu sama, bahkan lebih berat honorer, namun pengupahannya bahkan tak sampai setengah gaji pegawai toko.
"Ini juga merupakan aspirasi yang ingin kami sampaikan pada DPRD, mohon diperjuangkan karena, gaji yang sebesar itu, jelas tak mampu memenuhi kebutuhan pokok kami," ujarnya
Baca juga: Pasutri yang Punya 3 Anak di Sebuah Kota di Korea Selatan Diberi Hadiah Rp 1,2 Miliar
Lily pun menceritakan bagaimana dirinya berjuang mencukup-cukupi uang gajinya sebagai honorer untuk memenuhi kebutuhan pokok dan transportasi.