Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Rencana Gila China dan Rusia, Bakal Lenyapkan Eropa Dalam Hitungan Detik

Hegmann mengatakan pangkalan AS disiagakan ketika sebuah kapal selam Rusia melakukan uji rudal balistik antarbenua (ICBM).

Editor: Indry Panigoro
Sky News
Ilustarsi Militer China. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar mengejutkan datang dari China dan Rusia.

Kabarnya dua negara itu punya sebuah rencana gila.

Kedua negara tersebut disebut-sebut tengah mengembangkan bersama-sama senjata mematikan yang bisa memusnahkan benua eropa.

Eropa yang dihuni negara-negara maju, bisa dibuat hancur hanya dalam hitungan detik.

Dilansir dari express.co.uk pada Selasa (29/12/2020), Rusia dan China mengembangkan rudal hipersonik yang bisa menjadi mimpi buruk bagi keamanan Eropa.

Hal itu disampaikan oleh Gerhard Hegmann, seorang jurnalis di Die Welt.

Baca juga: Daftar Kekejaman Jepang di Perang Dunia II, Pembantaian Nanking hingga Kontes Membunuh 100 Orang

Menurutnya adopsi rudal hipersonik Moskow dan Beijing menandai negara baru dalam "spiral ancaman" ke Eropa dari Rusia dan China.

Dia mencatat ketakutan baru-baru ini terhadap pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Ramstein- Jerman, yang menggambarkan kekuatan destruktif persenjataan Rusia.

Hegmann mengatakan pangkalan AS disiagakan ketika sebuah kapal selam Rusia melakukan uji rudal balistik antarbenua (ICBM).

Sementara AS terus-menerus waspada terhadap ancaman, dia menambahkan senjata hipersonik hampir tidak mungkin untuk dicegat.

"Dengan munculnya apa yang disebut senjata hipersonik, rantai peringatan yang ada tentang peluncuran rudal dan sistem rudal anti-balistik menjadi tidak berguna dan waktu untuk bereaksi terhadap peluncuran berkurang secara drastis."

Ilustrasi Amerika Serikat berperang melawan China dan Rusia.
Ilustrasi Amerika Serikat berperang melawan China dan Rusia. (defencelover.in)

Jurnalis itu kemudian mengutip para ahli Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman yang menyatakan rudal hipersonik akan merusak keseimbangan kekuatan antara negara-negara nuklir.

Para ahli menunjukkan kepada Mr Hegmann Rusia dan China memimpin dalam pengembangan senjata hipersonik.

Tetapi mengatakan AS berkomitmen untuk mengejar ketinggalan.

Departemen Pertahanan AS mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka telah mendirikan pangkalan baru untuk mengembangkan senjata hipersonik, dengan tujuan untuk menerjunkan "kemampuan senjata hipersonik yang diluncurkan dari udara dan bernapas udara" dalam waktu tiga tahun.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved