Militer China
Isu Liga Tentara Super yang Bakal Dimiliki Militer China: Gunakan Teknik Penyuntingan Genetik
Pada Minggu lalu John Raclife, direktur intelijen nasional Donald Trump mengklaim pemerintah China sedang mengembangkan biologis pada tentaranya.
"Saya pikir kita masih jauh dari itu, tetapi gagasan bahwa China sedang mempelajari hal-hal ini cukup mengganggu karena di Barat kami menganggap itu tidak etis," katanya.
"Teknik penyuntingan gen CRISPR digunakan untuk menyembuhkan kelainan genetik dan memperbaiki tanaman untuk makanan," jelasnya.
"Tetapi tidak untuk meningkatkan kinerja manusia karena manusia tidak benar-benar memahami implikasi dari gangguan gen dalam jangka pendek atau jangka panjang," katanya lagi.
Ratcliffe mengutip intelijen ini untuk menunjukkan bahwa dalam pandangannya, China tidak akan berhenti untuk menjadi kekuatan militer yang dominan.
Dilanian menambahkan bahwa AS mengandalkan komunitas intelijennya untuk informasi tentang kemajuan teknologi China seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.
Tetapi sebuah laporan baru-baru ini menemukan mata-matanya "tidak melakukan pekerjaan dengan baik".
Namun dengan lengsernya Trump dari Gedung Putih pada Januari, itu semua bisa berubah.
"Sebagian dari apa yang dikatakan Ratcliffe minggu lalu adalah dia ingin meningkatkan anggaran untuk memata-matai China, dan pemerintahan Biden tidak terlalu jauh dari ini," jelasnya.
Mereka juga setuju bahwa China adalah ancaman keamanan nasional dan mereka ingin mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk menghadapinya, termasuk di dunia intelijen, dalam memata-matai.
Ada perdebatan luas tentang etika menggunakan alat seperti CRISPR untuk meningkatkan genom manusia.
Ahli biologi China He Jiankui memicu kontroversi ketika dia memodifikasi gen embrio kembar yang digunakan untuk IVF.
Hal itu mengakibatkan kelahiran dua anak perempuan yang dia klaim memiliki kekebalan alami terhadap HIV.
Dua spesialis pertahanan Amerika yang mengkhususkan diri dalam studi penelitian militer China menulis dalam sebuah makalah tahun lalu bahwa meskipun menggunakan CRISPR.
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja medan perang hanyalah kemungkinan hipotetis hari ini, terdapat indikasi bahwa peneliti militer China mulai mengeksplorasi potensinya.
Baca juga: Potensi Penipuan Vaksin Covid-19, FBI: Ini Adalah Kejahatan Karena Keserakahan dan Kesempatan
Baca juga: KPK Bantah Keluarkan Sprindik Terhadap Erick Thohir, Firli Bahuri: Saya Nyatakan Itu Palsu
Baca juga: Rizieq Shihab Dicegah ke Luar Negeri Selama 20 Hari, Argo: Polisi Sudah Lakukan Pencekalan