Pola Hidup Sehat
35 Menit Jalan Kaki Disebut Bisa Perpanjang Umur, Orang Duduk Terlama Miliki Risiko Kematian Dini
Kesehatan tentunya menjadi hal yang penting pada manusia. Terkait hal tersebut salah satunya menjaga pola hidup agar tetap sehat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kesehatan tentunya menjadi hal yang penting pada manusia.
Terkait hal tersebut salah satunya menjaga pola hidup agar tetap sehat.
Hal tersebut tentunya dapat juga mempengaruhi usia seseorang.
Baca juga: Inilah 7 Artis Indonesia yang Ikut Pilkada 2020, Mulai dari Senior hingga yang Muda, Siapa Saja?
Baca juga: ILC Bahas Korupsi Bansos, Haris Azhar: Uang Tersebut Bukan Cuma di Kemensos, Tetapi Juga di Daerah
Baca juga: TPS 05 Wenang Selatan Tertib, Mor Bastian Dikabarkan Datang Pukul 09.00 WITA
Pola hidup sehat sangat mempengaruhi kesehatan tubuh kita dan secara tidak langsung tubuh sehat juga memberikan pengaruh pada usia seseorang dibandingkan mereka yang tidak sehat.
Salah satu pola hidup tidak sehat adalah jarang melakukan aktivitas fisik.
Sebaliknya mereka yang banyak melakukan aktivitas fisik meski hanya berjalan dapat mempengaruhi usia hidup seseorang.
Dikutip dari Grid.id, keberadaan covid-19 memang membatasi kita untuk beraktivitas di luar rumah.
Mulai dari bekerja, belanja, sekolah, dan sebagainya.
Kehidupan ini kemudian membuat sebagian orang menjadi lebih banyak duduk, meskipun sebelumnya sudah banyak pula yang terbiasa bekerja di balik meja dan duduk sepanjang hari.
Efek buruk dari terlalu banyak duduk sangat perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.
Dirangkum Grid.ID dari The New York Times via Kompas.com, sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine mengungkapkan, jalan kaki sedikitnya 11 atau 35 menit sehari saja sebetulnya sudah cukup mengurangi konsekuensi kesehatan yang tidak diinginkan akibat duduk selama berjam-jam.
Penelitian tersebut mencari tahu bagaimana pola hidup tidak aktif dapat memengaruhi usia hidup seseorang.
Para peneliti mengandalkan data objektif dari puluhan ribu orang tentang bagaimana mereka menghabiskan hari-hari mereka, menemukan bahwa mereka yang paling tidak banyak bergerak berisiko tinggi meninggal di usia muda.
Tetapi, bangkit dan bergerak bisa mengurangi ancaman tersebut secara substansial meskipun gerakannya tidak banyak.
Beberapa studi epidemiologi sebelumnya telah mengungkapkan hubungan antara perilaku banyak duduk dan kematian.