PGE Lahendong
PGE Lahendong Peduli Pelestarian Yaki, Rehabilitasi 11 Ekor di Rurukan Sebelum Dilepasliarkan
Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Pertamina Geothermal Energy (PGE) tidak sebatas pada bantuan kepedulian sosial kepada masyarakat
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Pertamina Geothermal Energy (PGE) tidak sebatas pada bantuan kepedulian sosial kepada masyarakat.
Lebih dari itu sebagai wujud pelestarian alam, Pertamina memiliki program konservasi Keanekaragaman Hayati (Kehati).
Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan kerja sama PGE Area Lahendong bersama Yayasan Masarang untuk kegiatan pelestarian monyet hitam endemik Sulut, Yaki (Macaca nigra) di Kota Tomohon.
Jumat (03/12/2020), PGE dan Yayasan Masarang melakukan pemindahan 11 ekor Yaki dari Tasikoki Wildlife Rescue Centre di Bitung ke lokasi Pusat Rehabilitasi Monyet Yaki (PRMY) Gunung Masarang di Kelurahan Rurukan, Tomohon.
Baca juga: Tatong Bara Akan Evaluasi RT dan RW, tak Kerja Bagus Siap-siap Dicopot
Baca juga: Tetty Paruntu Dukung Penuh Upaya Pemberantasan Korupsi oleh KPK
Baca juga: Menghidupi Demokrasi di Desa Tujuh Sungai, Logistik dan Kejenuhan Politik Jadi Kendala
PRMY Gunung Masarang sendiri merupakan hasil kerja sama antara PGE dengan Yayasan Masarang dimana kegiatan ini berupa pembangunan kandang rehabilitasi Yaki di daerah Tomohon.
Di tempat inilah nantinya akan dilakukan rehabilitasi Yaki selama beberapa waktu ke depan hingga satwa ini dinilai siap untuk dilakukan pelepasliaran.
General Manager PGE Area Lahendong Chris Toffle menyampaikan, pelestarian ini diharapkan dapat menjadi menjadi sarana edukasi konservasi dan dapat meningkatkan kepedulian para pihak terhadap konservasi satwa liar.
Pemindahan itu dihadiri Willie Smits, Pembina Yayasan Masarang; Ketua Harian Yayasan Masarang Harry Kaunang serta Lurah Rurukan Berty Ampuw.
Baca juga: Masuki Masa Tenang, Polda Sulut Backup Penertiban APK Oleh Satpol PP dan Bawaslu
Willie Smits mengapresiasi komitmen PGE terhadap pelestarian satwa endemi Sulut.
Katanya, kerja sama ini telah berjalan baik dan harmonis sejak lama pada program-program lingkungan lainnya seperti pemanfaatan tanaman Aren hingga reboisasi.
Ia berharap ke depan, kerja sama ini dapat didukung pihak-pihak lain agar memberikan dampak positif yang lebih luas lagi.
Baca juga: Tomohon Rangking II Covid-19 se-Indonesia, Kapolres Minta Warga Terus Patuhi Protokol Kesehatan
“Jika upaya konservasi Yaki tidak dilakukan dari sekarang, maka populasi satwa ini semakin terancam dan mendekati ambang kepunahan, ” kata Smits.
Yaki merupakan salah satu satwa endemik Sulut yang dilindungi di Indonesia berdasarkan UU RI No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Permen LHK No. 20 tahun 2018 tentang Penetapan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Saat ini jumlah Yaki sulawesi semakin berkurang bahkan menghadapi kepunahan.
Aktivitas perburuan liar menjadi faktor terbesar berkurangnya populasi di alam.(ndo)
Baca juga: Kemenperindag Turun ke Manado, Pastikan UMKM Berproduksi di Tengah Pandemi Covid-19
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: