Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pangdam Jaya Tak Takut

Turunkan Baliho, Pangdam Jaya: Dulunya Tukang Koran, Misalnya Dicopot Gara-gara ini, Saya Gak Takut

Walaupun banyak dari para pendukung Habib Rizieq menyindir Pangdam Jaya terkait tindakannya. Mayjen TNI Dudung Abdurachman tak takut.

Editor: Glendi Manengal
istimewa
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Walaupun banyak dari para pendukung Habib Rizieq menyindir Pangdam Jaya terkait tindakannya.

Meski jabatannya terancam Mayjen TNI Dudung Abdurachman tetap tak takut.

Seperti yang diketahui sebelumnya perintahnya menurunkan baliho-baliho Habib Rizieq jadi sorotan.

Baca juga: Pemerintah Akan Kurangi Jatah Cuti Bersama Desember 2020, Alasannya Cegah Peningkatan Kasus Covid 19

Baca juga: Cerita Seputar Kehidupan Ahok, Derita Veronica Tan Berlanjut

Baca juga: Wanita Ini Dihajar Selingkuhan Lalu Telepon Suami Minta Dijemput, Ketahuan Sudah 4 Tahun Selingkuh


foto : Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memberi peringatan kepada FPI agar jangan merasa mewakili umat Islam, Kamis (19/11/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjadi sorotan lantaran tak gentar meski jabatannya terancam dicopot.

Ancaman itu tak lepas dari tindakan Mayjen Dudung yang mencopot baliho pemimpin FPI, Habib Rizieq Shihab.

Kendati demikian, ia tak pernah peduli jika tindakan tersebut harus mempertaruhkan statusnya sebagai Pangdam Jaya.

Ia pun menyebut, dulu sudah biasa menjadi tukang koran, seperti diberitakan TribunJakarta.

"Dulunya (saya) tukang koran. Jadi kalau saya jadi Pangdam (sudah) bersyukur banget dan Bapak saya cuma PNS.

Jadi misalnya dicopot gara-gara ini, copot lah, saya nggak pernah takut, benar saya nggak takut," jelasnya di Makodam Jaya, Senin (23/11/2020).

Kehidupan sederhana semaca kecil itu membuat Dudung tak takut.

"Sepeninggalan bapak itu bisa jualan pasar keliling warung-warung ke Kodam, ke kantin.

Pas ke sekolah SMA kelas X harusnya saya masuk SMA yang pagi, saya bilang ke ibu saya kalau bisa masuknya siang karena saya mengatakan ingin jadi loper koran. Jadi dapatnya siang,"

"Nah jadi kita masuk siang, tapi pagi dari pukul 04.00 WIB sudah berangkat yang beli koran sampai pukul 08.00 WIB.

Ada 270 buah koran, ada majalah dan segala macam. Nah setelah itu antar lagi makanan ke Kodam,ke warung-warung dan habis itu biasa nyari kayu bakar. Sebab cara masak apa kayu bakar," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved