Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Iran Siap Membalas Jika AS Menyerang Situs Nuklirnya

Presiden AS Donald Trump sempat mempertimbangkan opsi untuk menyerang situs utama nuklir Iran pekan lalu tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya

Editor: Finneke Wolajan
Istimewa
Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Iran siap membalas jika Amerika Serikat menyerang mereka.

Juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei menegaskan setiap serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran akan mendapat aksi balasan yang "menghancurkan."

Pemerintah Iran menyampaikan ini pada Selasa (17/11/2020) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/11/2020).

Ini disampaikan menyusul laporan Presiden AS Donald Trump sempat mempertimbangkan opsi untuk menyerang situs utama nuklir Iran pekan lalu tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.

"Setiap tindakan atau aksi terhadap Iran, tentu akan dibalas dengan serangan yang menghancurkan," tegas Rabiei, dalam sambutan yang disiarkan di media resmi pemerintah.

Mengutip seorang pejabat AS, Reuters melaporkan pada Senin (16/11/2020), Trump berunding dengan para penasihat topnya tentang kemungkinan menyerang pabrik pengayaan uranium Natanz.

Tetapi opsi itu batal diambil, setelah para penasihat membujuk dengan menyampaikan risiko konflik yang meluas akan terjadi.

"Saya pribadi tidak memperkirakan kemungkinan mereka (Amerika Serikat) ingin menyebabkan gangguan keamanan di dunia dan kawasan," kata Rabiei.

Trump sempat meminta opsi untuk menyerang situs utama nuklir Iran pada pekan lalu.

Namun, akhirnya Trump memutuskan untuk tidak mengambil langkah dramatis itu.

Hal itu disampaikan seorang pejabat AS pada Senin (16/11/2020) waktu setem pat, seperti dilansir Reuters, Selasa (17/11/2020).

Trump mengajukan permintaan menyerang situs nuklir Iran itu dalam pertemuan dengan para elite keamanan nasional AS di Kantor Oval, pada Kamis pekan lalu (12/11/2020). Saat itu hadir diantaranya Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, penjabat baru Menteri Pertahanan Christopher Miller dan Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan.

Trump, yang telah menolak untuk mengakui dan menantang hasil pemilihan presiden 3 November, akan menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih dari Demokrat Joe Biden pada 20 Januari 2021.

Pejabat itu mengonfirmasi kepada The New York Times, para penasihat membujuk Trump untuk tidak melanjutkan opsi menyerang karena risiko konflik yang lebih luas.

"Dia meminta opsi tersebut. Mereka memberinya skenario konflik dan dia akhirnya memutuskan untuk mengurungkannya," kata pejabat itu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved