Tribun Wiki
Desa Mopuya, Utopia Dunia Yang Terwujud di Pedalaman Bolmong
Desa Mopuya dikenal sebagai laboratorium kerukunan umat beragama di Indonesia. Di sana, umat Islam, Kristen dan Hindu, hidup berdampingan dengan damai
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Masih ada peluang bagi dunia untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Desa Mopuya berjarak sekira 70 KM dari pusat kota Lolak, Bolmong dan 30 kilometer dari Kota Kotamobagu.
Dari Manado, perjalanan dapat ditempuh selama hampir lima jam menggunakan kemdaraan roda empat.
Transportasi bisa memakai layanan Damri, angkutan umum lainnya atau taksi rental.
Kisah Suksis Transmigrasi
Kemakmuran tersebut merupakan buah perjuangan dari warga transmigran Bali.
Perjuangan mereka bak kisah perwayangan, di mana seseorang harus menahankan derita yang panjang, menanggung hinaan, demi menempuh jalan yang mulia, dan akhirnya kemenangan jadi milik yang tabah, tulus serta sabar.
Tribun berjumpa dengan Made Gunung, salah satu transmigran generasi pertama. Dia bercerita, mereka sekeluarga bermigrasi ke Bolmong pada tahun 1974.
"Waktu itu Bali sudah sangat padat, lahan sangat sempit, hingga ayah kami memutuskan menerima tawaran bertransmigrasi," kata dia.
Sebab lain, beber dia, adalah meletusnya gunung agung di Bali.
Made yang waktu itu baru berumur 11 tahun, naik kapal bersama ayah, ibu dan lima saudaranya. Malangnya, sang ibu wafat di kapal.
"Terpaksa jenazah ibu kami tinggalkan di Sulawesi Selatan," kata dia.
Dalam keadaan masih berduka, mereka mendarat di Inobonto.
Perjalanan menuju Dumoga memakan waktu hingga sehari.
"Kami naik truk tapi jalan waktu itu sangat sulit, banyak sungai kecil dan jembatan masih pakai batang kelapa," kata dia.