News
Tadi Pagi Ada Lumba-lumba Mati Mengapung di Pantai, Tim SAR Ingatkan Pengunjung
Tim SAR bersama warga mengubur bangkai tersebut di tepi pantai untuk menghindari bau, apalagi saat ini banyak wisatawan yang datang saat libur panjang
Tidak Ada Kaitannya Dengan Gempa Besar atau Pemicu Gelombang Tsunami
Kejadian serupa pernah terjadi di wilayah lain Indonesia.
Namun saat itu ditegaskan BMKG bahwa kematian ikan itu bukanlah tanda akan terjadi tsunami.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiskia (BMKG) memberikan klarifikasi terkait berita kematian ikan secara massal di Pantai Hutumuri, Rutong, Lehari dan Hukurila, Ambon.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono BMKG, kejadian yang terjadi sejak Sabtu (14/9/2019) tersebut tidak ada kaitannya dengan akan terjadinya peristiwa gempa besar atau pemicu gelombang tsunami.
Hal ini disampaikan oleh Daryono melalui unggahan foto di Instagram @infobmkg pada Rabu (18/9/2019) pagi.
"Sejak hari Sabtu 14 September 2019 warga mendapati ikan banyak yang mengapung dan mati di Pantai Hutumuri, Rutong, Lehari dan Hukurila, Ambon.
Banyak warga yang mengkaitkan fenomena ini dengan tanda alam akan terjadi gempa besar dan tsunami.
Sayangnya bnyak warga termakan berita bohong (hoax) ini.
Sehingga beberapa warga berencana akan mengungsi karena takut akan terjadi tsunami," tulis akun @infobmkg.
Terkait isu hoax yang terjadi ini, BMKG kemudian memberikan imbauan agar masyarakat tidak termakan isu yang belum jelas kepastiannya.
Sebagai tambahan, Daryono juga menyampaikan jika saat ini belum ada peristiwa gempa besar dan memicu timbulnya tsunami dengan ditandai adanya kematian ikan di laut secara massal.
Belum ada ilmu mendalam yang menyatakan ikan mati sebagai tanda akan terjadi gempa dan tsunami.
Kemungkinan kematian ikan secara massal tersebut bisa diakibatkan oleh faktor lain.
Maka dari itu, pihak BMKG saat ini masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti ikan mati massal di Pantai Ambon.