Berita Heboh
Soal Nasib Kaum Minoritas Muslim Xinjiang, AS Tuduh PBB Tidak Peduli, Kurang Menyelidiki Pelanggaran
Padahal ada tuduhan yang benar-benar serius dan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat meluas.
TRIBUNMANADO.CO.ID, BEIJING - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dituduh tidak peduli atas nasib muslim
minoritas di Provinsi Xinjiang, China.
Tuduhan ini dilayangkan Pemerintah AS yang diwakili Duta Besar untuk Masalah Wanita Kelley Currie.
Dikutip dari Serambinews (grup Tribunmanado.co.id), PBB tidak melakukan cukup banyak untuk menyelidiki
pelanggaran yang dilaporkan di wilayah Xinjiang China terhadap kaum minoritas ini.
Mengutip laporan tentang kontrasepsi paksa, kunjungan rumah, dan kekerasan seksual di pusat penahanan,
Duta Besar untuk Masalah Wanita Kelley Currie mengatakan praktik itu menunjukkan pola
penargetan wanita yang meluas.
“Sungguh luar biasa bagi saya, sebagai seseorang yang pernah bekerja di PBB kurangnya rasa
ingin tahu atau perhatian yang kami lihat dari PBB," kata Currie, seperti dilansir AP.
"Padahal ada tuduhan yang benar-benar serius dan pelanggaran hak asasi manusia yang
sangat meluas dan cukup mengganggu,” kata Currie, yang juga sebagai perwakilan AS di
Komisi PBB tentang Status Wanita.
"PBB gagal untuk berbicara tentang situasi di Xinjiang, gagal menuntut akses dan menyelidiki
tuduhan yang sangat serius dan kredibel ini," kata Currie kepada wartawan melalui panggilan media.

The Associated Press sebelumnya melaporkan China telah melakukan kampanye kejam untuk
memangkas tingkat kelahiran di antara populasi Muslim Uighur dengan sterilisasi paksa dan
praktik wajib keluarga berencana.
Administrasi Trump menarik AS dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 2018.
As beralasan sebagai bias terhadap Israel dan rekam jejak hak asasi manusia
negara-negara anggota.
China terpilih kembali menjadi anggota dewan pada awal Oktober 2020 dalam sebuah
langkah yang dikecam oleh negara-negara demokratis dan kelompok hak asasi manusia.
Menunjuk pada apa yang dikatakannya sebagai pelanggaran yang sedang berlangsung,
AS dalam beberapa bulan terakhir mengeluarkan serangkaian sanksi terhadap para aktor di Xinjiang.

Seperti pejabat senior dan Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang yang beroperasi sebagai
pemerintah-dalam-pemerintah dalam sumber daya yang kaya di wilayah itu.
Pada Selasa (27/10/2020), senator AS memperkenalkan resolusi untuk menyebut apa yang
terjadi dalam genosida Xinjiang.
China telah menyatakan tidak ada pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, mengecam
laporan yang bertentangan sebagai palsu.
Kritikus mengatakan China telah menahan lebih dari 1 juta orang Uighur, Khazak dan anggota
kelompok Muslim lainnya di bawah kondisi seperti penjara di pusat indoktrinasi politik
di seluruh wilayah yang luas.

China pada awalnya menyangkal keberadaan pusat-pusat tersebut, tetapi sekarang mengatakan
mereka dimaksudkan untuk mengajarkan keterampilan kerja dan deradikalisasi calon
teroris dan ekstremis agama.
"Apa yang disebut genosida di Xinjiang adalah rumor yang sengaja dibuat oleh beberapa
pasukan anti-China dan lelucon untuk memfitnah China," kata juru bicara kementerian
luar negeri Zhao Lijian pada Rabu (28/10/2020).
(serambinews.com/M Nur Pakar)
BERITA TERPOPULER :
Baca juga: Wanita Cantik Menjadi Transgender Bertubuh Kekar Agar Masuk Militer AS, Demi Ayah yang Sekarat
Baca juga: Pemkot Tomohon Anggarkan 117 Juta Khusus Untuk Iuran BPJS Kesehatan Anggota Linmas
Baca juga: Kisah Dokter Transgender Cantik Tangani Pasien Covid-19, Banyak yang Kaget Saat Tahu Identitas Asli
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul AS Tuduh PBB Tidak Peduli Nasib Muslim Xinjiang, Senator Usulkan Resolusi Genosida
Editor: M Nur Pakar