Sumpah Pemuda
Soegondo Djojopoespito, Pemimpin Kongres Lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Ini Sosoknya
Soegondo Djojopoespito pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, anggota PNI, PSI, dan BPKNIP.
Selama studi di Yogyakarta, Soegondo dan adiknya menumpang di rumah Ki Hajar Dewantara.
Soegondo gemar membaca berbagai buku dalam beragam bahasa, misalnya Inggris, Belanda, Prancis, dan Jerman.
Menurut teman-temannya, Soegondo sangat pandai, hanya saja suka berbuat nakal pada temannya.
Sooegondo mulai tertarik dengan politik ketika di Yogyakarta.
Karena dia masih seorang pelajar, Soegondo tidak dapat menjadi anggota partai politik.
Namun, dia sering mengunjungi rapat-rapat umum.
Pada 1932, Soegondo pindah ke Bandung untuk menjadi Kepala Seokolah Taman Siswa di Bandung.
Soegondo menikahi Suwarsih di Bogor pada tahun yang sama.
Mereka dikaruniai tiga anak, yakni Sunartini Djanan Chudori, Sunar Endrati Cahyono, dan Sunaryo Djojopoespito.
Dia bersama istrinya mendirikan sekolah di Bogor, bernama Loka Siswa, tetapi hanya mendapat sedikit murid.
Sekolah tersebut akhirnya ditutup.
Soegondo kemudian pindah ke Semarang pada 1936 dan mengajar di Sekolah Taman Siswa Semarang.
Pada 1938, Soegondo menjadi guru di Handels Coloogium Ksatrian Institut, di bawah pimpinan Dr. Dauwes Dekker (Dr. Danudirja Setiabudi).
Sedangkan isterinya diangkat menjadi guru sekolah negeri di Bandung.
Karena istrinya dipindah ke Jakarta pada 1940, Soegondo juga turut ke kota tersebut dan mengajar di Taman Siswa.