Pertumbuhan Ekonomi
Ekonom CORE Bantah Indonesia Menuju Resesi, Ini Alasannya
Ancaman resesi di depan mata. Kendati begitu, sebagian pihak masih optimistis. Harapan itu diutarakan Founder dan Ekonom Senior CORE
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pandemi Covid-19 mengancam perekonomian global.
Kontraksi ekonomi yang sangat kencang menekan putaran roda ekonomi seluruh negara. Sejumlah negara menyatakan diri terpukul resesi.
Bayang-bayang resesi juga nenghantui Indonesia. Betapa tidak, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia juga terkontraksi akibat Covid-19.
Pada kuartal I 2020, PE Indonesia tumbuh 2,97 persen lalu terjerembab di angka -5,32 persen di triwulan III.
Ancaman resesi di depan mata. Kendati begitu, sebagian pihak masih optimistis.
Baca juga: Gadis Cantik dari Kombi Ini Harapkan Pemimpin Bangun Jalan di Desanya
Baca juga: Joune Ganda Calon Bupati Paling Perhatian Terhadap Rakyat
Baca juga: Hingga Hari Ini, Pasangan Iskandar-Deddy Sudah Kampanye di 108 Titik
Harapan itu diutarakan Founder dan Ekonom Senior CORE (Center of Reforms Economics) Indonesia, Hendri Saparini.
"Memang indikantor dini menunjukkan demikian tapi kita harus yakin, ada harapan ekonomi bisa rebound di kuartal III dan IV," kata Saparini dalam Temu Responden Survei "Menjaga Fundamental Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Adaptasi Kenormalan Baru" yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut di Novotel Manado, Rabu (21/10/2020).
Katanya, Indonesia masih punya ruang ekonomi yang sangat luas. Ada sejumlah sektor yang masih tumbuh di tengah pandemi.
"Pertanian, komunikasi dan kesehatan, perdagangan bahan makanan itu prospektif," kata Saparini.
Melihat itu, ia bilang seyogyanya pelaku usaha dan pemerintah tetap optimis.
Baca juga: ABK Bakamla Zona Maritim Tengah Laksanakan Latihan Menembak di Perairan Pulau Gangga
Baca juga: Detik-detik Pramugari Cantik Ditampar Penumpang Gara-gara Ingatkan Pakai Masker, Tonton Videonya
Katanya, sekarang terjadi deglobalisasi. Setiap negara berupaya mengamankan kepentingannya dulu. Nah, Indonesia punya modal besar sebagai penghasil bahan mentah yang sangat besar.
"Ekspor kita itu masih jalan. 60 persen komoditas ekspor itu bahan mentah atau setengah jadi yang harganya lagi naik. Misalnya kopi, karet, CPO, minyak nabati," kata Saparini melalui konferensi virtual.
Ia bilang, memang angka PE turun tapi konsumsi masyarakat masih jalan meskipun memang tak sekencang sebelum pandemi.
Sejalan dengan tren volume perdagangan yang mulai membaik.
Baca juga: Buruh-Mahasiswa Tetap Goyang Istana, Tetap Tolak UU Cipta Kerja, Begini Sikap Jokowi
Baca juga: Di Bolmong, Madrasah dan Sekolah Teologi Kolaborasi di Bidang Teknologi
"Tugas pemerintah mendorong agar daya beli ini tetap ada sehingga bisa mendorong belanja dan konsumsi. Saat ini kepercayaan konsumen masih tertahan," jelasnya.