Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BI Sulut

BI Sulut Optimistis Ekonomi Membaik di Semester Kedua 2020

indikator ekonomi memang menunjukkan penurunan tapi pelaku usaha tak perlu cemas berlebihan

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Istimewa
R Eko Adi Irianto, Kepala Divisi Perumusan dan Implementasi Kebijakan BI Sulut Temu Responden Survei "Menjaga Fundamental Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Adaptasi Kenormalan Baru" yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut di Novotel Manado, Rabu (21/10/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Pandemi Covid-19 memukul perekonomian Indonesia tak terkecuali Sulut.

Hal ini tercermin pada kontraksi Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sulut. PE Sulut yang tumbuh 4,21 di triwulan I 2020 menjadi minus 3,89 di kuartal kedua.

Meskipun demikian, BI optimistis ekonomi Sulut membaik di semester kedua.

Ada sejumlah indikator yang menandakan ekonomi membaik di triwulan III dan IV.

Baca juga: Kapolres Bolmut Gandeng Media Sosialisasikan Pilkada Sulut Aman, Damai, dan Sejuk

Baca juga: CEP - Sehan Kampanye di Bitung, Janjikan Ini kepada Masyarakat

Baca juga: Pjs Gubernur Sulut Ucapkan Selamat Hari Santri, Pekik Santri Sehat Indonesia Kuat

R Eko Adi Irianto, Kepala Divisi Perumusan dan Implementasi Kebijakan BI Sulut mengatakan, indikator ekonomi memang menunjukkan penurunan tapi pelaku usaha tak perlu cemas berlebihan.

Pasalnya, BI melihat konsumsi masyarakat di Sulut mulai naik seiring hadirnya New Normal. Sempat tertahan di triwulan II akibat pembatasan sosial, daya beli masyarakat dan konsumsi mulai naik di kuartal kedua.

Katanya, ekonomi Sulut masih konvensional yang sangat bergantung pada konsumsi Rumah Tangga.

Baca juga: Bupati Yasti Tiba di Lokasi Peletakkan Batu Pertama Pengadilan Agama Lolak

"Porsinya di struktur ekonomi 44 persen. Dengan porsi besar, jika itu didorong, tentu meningkatkan ekonomi," kata Eko Temu Responden Survei "Menjaga Fundamental Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Adaptasi Kenormalan Baru" yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut di Novotel Manado, Rabu (21/10/2020).

Kemudian, Sulut bukan daerah yang bergantung pada investasi. Sehingga, ketika sektor investasi relatif stagnan, pengaruhnya tidak fatal.

Nah, apa yang menjadi kelebihan Sulut di tengah pandemi ini, sektor pertanian yang masih berproduksi. Pertanian meliputi peternakan, perikanan, perkebunan.

Kontribusi pertanian ke ekonomi Sulut mencapai 20 persen sekian. Pertanian malah tumbuh 2,38 persen di triwulan I dan tumbuh 1,5 persen di kuartal kedua.

Baca juga: Ekonom CORE Bantah Indonesia Menuju Resesi, Ini Alasannya

Baca juga: Gadis Cantik dari Kombi Ini Harapkan Pemimpin Bangun Jalan di Desanya

"Kita prediksi, pertanian membaik di triwulan dua dan akhir tahun. Apalagi cuaca relatif baik sehingga tak mengganggu pola tanam dan produksi," jelasnya.

Khusus perikanan, justru makin baik karena sudah ada ekspor langsung ke Jepang. Harga ikan yang deflasi beberapa bulan terakhir mengindikasikan produksinya melimpah.

"Ini tugas pemerintah bagaimana mendorong ekspor dan manufaktur perikanan sehingga bisa menambah nilai ekonominya," jelasnya.

Baca juga: Joune Ganda Calon Bupati Paling Perhatian Terhadap Rakyat

Khusus ekspor Sulut, jelas Eko, semakin baik. Apalagi komoditas terbesarnya itu produk minyak nabati (hampir 50 persen).

Komoditas nabati dan rempah-rempah tingkat permintaannya meningkat serta harganya naik.

"Potensi kita untuk meningkatkan ekspor sangat terbuka," katanya.

Melihat indikator-indikator tadi, BI optimistis ekonomi Sulut membaik di semester kedua.

"Kalaupun angkanya minus tapi tidak melewatin 1 persen," kata Eko.(ndo)

Baca juga: JG-KWL Kian Tangguh di Pilbup Minut

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:


Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved