Prestasi Calon Petahana Tak Penting Lagi Bagi Pemilih Pragmatis dan Emosional

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Prestasi pemimpin yang ke depannya akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan umum (pemilu) tentu akan menjadi perhatian bagi masyarakat.

Jika berhasil dalam masa pimpinannya, orang tersebut berpotensi dipilih kembali oleh sebagian pemilih.

Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Kepemiluan Unsrat Ferry Liando ketika dihubungi Tribunmanado.co.id, Rabu (21/10/2020).

Tetapi, suara pemilih yang sangat diperhitungkan adalah pemilih rasional.

Baca juga: Sulut Ketambahan 27 Kasus Covid-19, 2 Orang Meninggal Dunia

Baca juga: Di Mata Najwa, Irma Singgung Sikap Rocky Gerung ke Pak Jokowi: Kalau Zaman Soeharto Sudah Hilang

Baca juga: Annisa Pohan Menyebutkan AHY Tentaraku, Warganet: Nyesel Kan Ninggalin TNI, Semoga Bapak Move On

"Perilaku pemilih rasional akan memberikan reward politik kepada pemimpin yg dinilai berhasil dengan cara akan memilih kembali. Tapi sayangnya pemilih rasional di Sulut tidak banyak," ujar Liando.

Pemilih rasional populasinya hanya sedikit di Sulut, dan biasanya hanya tersebar di perkotaan.

"Pemilih ini akan memilih pemimpinnya berdasarkan penilaiannya terhadap calon atas dasar kemampuan dan potensi yg dimiliki oleh calon," kata Liando.

Namun karakter pemilih di Sulut justru kebanyakan pragmatis dan emosional.

Pemilih pragmatis akan memilih didasarkan hadiah atau imbalan yang diberikan pasangan calon (paslon), sedangkan pemilih emosional cenderung mencari kesamaan calon dengan dirinya seperti kesamaan agama, ras, atau kekerabatan.

"Tentu bagi pemilih pragmatis dan emosional, prestasi paslon petahana tidak penting lagi," tambah Liando.