Penanganan Covid
Kemenkes Beri Tanggapan Terkait Pihak yang Meragukan Vaksin Covid-19 dari China
Pihak Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) angkat bicara mengenai keraguan sejumlah pihak terhadap vaksin yang dibeli pemerintah dari China.
Yuri lantas menjelaskan rincian ketiga jenis vaksin yang dimaksud.
Pertama, vaksin yang diproduksi oleh Sinovac.
"Sinovac ini perusahaan vaksin di China yang sudah menyelesaikan uji klinis fase tiga di beberapa tempat. Di Brazil sudah selesai, di China juga sudah selesai," ungkap Yuri.
"Di Indonesia (uji klinis) akan berakhir bulan Desember ini yang kita ketahui dilakukan di Bandung oleh PT Bio Farma dan Universitas Padjadjaran," lanjut dia.
Komunikasi dengan Sinovac dilaksanakan lebih awal karena ternyata vaksin itu telah digunakan di sana.
Selain itu, dasar penggunaan vaksin Sinovac telah mendapatkan persetujuan dari otoritas kesehatan di China.
Saat ini, BPOM sedang berada di China untuk melakukan sharing data uji klinis fase tiga dengan Sinovac dan terkait penggunaannya di China di Brazil dan beberapa tempat lain.
Menurut Yuri, Sinovac sendiri telah berkomitmen menyediakan 1,5 juta vaksin untuk Indonesia pada November.
Jumlah yang sama juga akan disediakan Sinovac pada Desember.
"Kalau kita lihat karakteristik Sinovac, maka pembeliannya adalah dual dose. Jadi satu orang disuntik dua kali," tutur Yuri.
"Yakni vaksin dasar, lalu 14 hari kemudian booster (penguat). Maka, angka dua kali 1,5 juta ini bisa digunakan oleh 1,5 juta orang," lanjut dia.
Kedua, tim dari pemerintah pun telah bertemu dengan produsen vaksin Sinopharm.
Yuri menyebutkan, Sinopharm ini merupakan BUMN-nya China.
Vaksin Sinopharm juga sudah selesai uji klinis tahap ketiga di beberapa negara, yakni China, Uni Emirat Arab, dan Turki.
"Di China, Sinopharm ini digunakan untuk tenaga kesehatan yang ada di sana. Dan sudah keluar izin dari lembaga yang sama yang kita sebut BPOM-nya China sana," jelas Yuri.