Gerakan Nasional Non Tunai
Pengguna QRIS di Sulut Naik 41,5 Persen, per September 2020 Capai 36.357 Merchant
Kampanye Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dikampanyekan Bank Indonesia (BI) menunjukkan tren positif
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Katanya, QRIS menjadikan transaksi pembayaran aman, lancar dan efisien. Ia memberi contoh, pembayaran nontunai sehingga tak butuh uang kembalian.
Baca juga: Sam Sachrul Mamonto dan Oskar Manoppo Ajak Pendukung Tak Menanggapi Hujatan dan Fitnah di Sosmed
Selain itu, transaksi lebih lancar karena tak terkendala penyediaan uang kartal.
QRIS menjamin ketepatan nilai pembayaran sekaligus meminimalisir terjadi risiko mark-up.
"Kan biasanya harga tidak bulat, karena pertimbangan uang kembaliannya tak ada, maka dibulatkan saja, pembeli yang dirugikan," katanya.
Baca juga: Kasus OTG Pasien Positif Covid-19 di Bolmut Mendominasi, Mokoginta: Harus Diwaspadai
Lalu, QRIS memberi kemudahan baik kepada penjual dan pembeli. Dimana, hanya perlu menggunakan satu QR Code untuk semua jenis sistem pembayaran.
"Penjual tak perlu memajang lima QR code berbeda misalnya. Cukup QRIS saja, satu untuk semua," katanya.
Begitu juga, secara tidak langsung QRIS membantu meminimalisir risiko penyebaran uang palsu.
"Tidak perlu pusing bawa uang tunai dan tidak perlu khawatir uang hilang karena nontunai," katanya.
Baca juga: Disperindagkop Latih Pelaku UMKM di Bolsel
Pengguna QRIS di Sulut
(per September 2020)
Manado 19.983
Bitung 3.653
Minut 3.274
Tomohon 2.976
Minahasa 2.072
Kotamobagu 1.440
Minsel 823
Bolmong 479
Mitra 457
Sangihe 454
Bolmut 221
Boltim 172
Sitaro 129
Bolsel 120
Talaud 104
Total 36.357
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: