Pilkada 2020
Paslon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 1, Ajak Pendukung Tak Meladeni Ujaran Kebencian
calon wakil bupati nomor urut satu Uyun K Pangalima mengatakan, para pendukung tidak usah menghiraukan ujaran kebencian
Penulis: Siti Nurjanah | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN - Hari pemilihan umum pada tahapan Pilkada 2020 semakin dekat.
Tak sedikit dukungan terus bersatangan kepada semua paslon bupati dan wakil bupati Boltim.
Pun tak sedikit kalimat kebencian pun terlontar dari satu pendukung ke paslon lain marak beredar di media sosial Facebook.
Menanggapi hal tersebut, calon wakil bupati nomor urut satu Uyun K Pangalima mengatakan, para pendukung tidak usah menghiraukan ujaran kebencian yang dilontarkan kepada paslon nomor urut satu.
Baca juga: Dinilai Tabrak Aturan, Pjs Bupati Minsel Nekat Lantik 27 Pejabat Hukum Tua
Baca juga: Daihatsu Perbarui Fitur Smart Assist IIIt pada Hijet dan Atrai di Jepang
Baca juga: Bawaslu Bolmong Awasi Aktivitas di Media Sosial
"Jangan balas kebencian dengan kebencian," ujarnya.
Ia pum mengatakan,semua potensi yang ada di Kabupaten Boltim akan diberdayakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
“Apabila sudah dipercayakan memimpin daerah, sementara dalam satu tahun Ama-UKP tidak becus dalam pemerintahan, silahkan turunkan kami,” tegasnya.
Sementara itu, Calon Bupati Boltim Amalia Landjar mengajak pendukung tidak melayani narasi-narasi kebencian.
Baca juga: Herol Kaawoan Selangkah Lagi Huni Gedung Cengkih
Baca juga: Hari Ke-2 Kampanye Terbatas di Posigadan Iskandar-Deddy Banjir Dukungan Masyarakat
“Tunjukkan bahwa pendukung militan Ama-UKP adalah orang-orang terdidik. Jangan membalas cacian dan hinaan orang lain. Ciptakan kondisi yang positif antar masyarakat. Kita semua orang baik, jadi lakukanlah yang baik-baik,” tuturnya.
Setelah menanggapi isu yang beredar soal dinasti, anak dari Bupati Boltim 2 periode mengatakan, ini Indonesia, bukan Korea atau Arab Saudi.
“Dinasti politik adalah kekuasaan yang secara turun temurun dilakukan dalam kelompok keluarga yang masih terikat dengan hubungan darah.
Tujuannya untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan dengan dinasti politik, pergantian kepemimpinan mirip kerajaan. Sebab kekuasaan di wariskan turun temurun dari pemilik dinasti,” jelasnya.
Baca juga: Dalang Buat Pendemo Anarkis, Prabowo Subianto: Anasir-anasir yang Dibiayai Asing, Siapa?
Namun di Indonesia seorang pemimpin adalah pilihan rakyat.
Rakyat yang memilih Bukan ditunjuk oleh pemimpin sebelumnya.
"Apalagi di Boltim pemimpin dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Jadi ini tidak ada kata dinasti,” ujarnya. (ana)
Baca juga: Pertamina Sulawesi Pacu GNNT, Beli Pertamax Pakai MyPertamina Ada Potongan Rp 250 per Liter
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO