Ekspor
Pintu Ekspor Langsung ke Jepang Terbuka, Eksportir Sulut Rasakan Manfaat Positif
Terbukanya pintu ekspor langsung ke Jepang memberi keuntungan kepada pelaku ekspor komoditas perikanan dan perikanan Sulut
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Terbukanya pintu ekspor langsung ke Jepang memberi keuntungan kepada pelaku ekspor komoditas perikanan dan perikanan Sulut.
Dengan adanya ekspor kargo ke Jepang, eksportir bisa menghemat biaya.
"Biaya kirim tentu lebih murah dan waktu lebih singkat. Sebelumnya kita kirim via laut dan harus melalui Surabaya atau Jakarta," kata Flori Sumerah, eksportir dari Sulut di Bandara Sam Ratulangi Manado, Rabu (08/10/2020).
Katanya, dengan adanya ekspor langsung, mereka bisa mengirimkan komoditas dengan kualitas lebih baik
• 3 Desa di Kecamatan Pinolosian Tengah, Terima Bantuan Sembako dari Pemkab Bolsel
• Guru Cantik Ini Berbagi Pengalaman Mengajar Luring
• Persiapan Lomba Pariwisata Tingkat Nasional, Kadispar Kunjungi Tongkaina
"Mutu produk lebih baik karena tidak makan waktu di perjalanan," kata Sumerah yang baru mengirimkan bawang merah 1,1 ton dan gula aren 200 kg ke Jepang.
Pemilik CV Rengas Jaya ini mengatakan, terobosan Pemprov Sulut membuka pintu ekspor langsung memberi dampak positif ke berbagai sektor. "Tentu ada multiplier effect ke masyarakat," jelasnya.
Ia menilai, adanya sinergis antara pemerintah pusat dan daerah menandakan iklim investasi dan dunia usaha makin baik.
"Kami berterima kasih atas terobosan yang dilakukan Pemprov Sulut di bawah kendali Gubernur Olly Dondokambey," katanya.
• Ekspor Komoditas Perikanan Pertanian Sulut ke Jepang Tunjukkan Tren Peningkatan Volume
Terpisah, Kepala Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (BC Sulbagtara), Cerah Bangun mengatakan, dengan adanya penerbangan kargo langsung yang mengkoneksikan Jakarta-Manado-Tokyo itu memberi banyak keuntungan.
Pertama, bisa menghemat biaya pengiriman. "Freight bisa hemat 50 persen," kata Cerah.
Katanya, ongkos logistik nasional selama ini sangat besar. Angkanya 26 persen dari PDB sehingga mengurangi potensi keuntungan. Dengan adanya pengiriman langsung, tentu menjadi lebih efisien.
Lanjut dia, dengan adanya penerbangan langsung, komoditas perikanan yang diekspor mutunya terjamin. Jika sebelumnya pengiriman via Jakarta atau Bali butuh waktu 24-30 jam, kini cuma 5-6 jam.
• Kawasan Industri Mongondow Serap 33 Ribu Tenaga Kerja
"Semakin singkat waktunya, semakin baik kualitas ikannya sehingga harganya tinggi," jelas dia.
Manfaat lainnya ialah adanya kepastian slot kargo sehingga komoditas pasti terkirim.
Dampaknya, akan mendorong perekonomian nelayan dan pelaku UMKM di bidang perikanan.